Sementara peneliti tidak sepenuhnya jelas mengapa berpikir positif bermanfaat bagi kesehatan, beberapa menyarankan bahwa orang yang positif mungkin menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Dengan mengatasi stres dengan lebih baik dan menghindari perilaku tidak sehat, mereka dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Ketahanan yang Lebih Baik
Salah satu manfaat berpikir positif adalah resiliensi. Resiliensi mengacu pada kemampuan kita untuk mengatasi masalah. Orang yang tangguh mampu menghadapi krisis atau trauma dengan kekuatan dan tekad. Alih-alih hancur dalam menghadapi tekanan seperti itu, mereka memiliki kemampuan untuk melanjutkan dan akhirnya mengatasi kesulitan tersebut.
Mungkin tidak mengejutkan untuk mengetahui bahwa pemikiran positif dapat memainkan peran utama dalam ketahanan. Saat menghadapi tantangan, orang yang optimis biasanya melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki masalah tersebut. Alih-alih putus asa, mereka mengerahkan sumber daya mereka dan bersedia meminta bantuan orang lain.
Baca Juga:Manfaat Positive Thinking dan 6 Cara MempraktikkannyaFamilier dengan Positive Thinking, Sebenarnya, Apa Sih Maknanya?
Para peneliti juga menemukan bahwa saat terjadi krisis, seperti serangan teroris atau bencana alam, pikiran dan emosi positif mendorong berkembang dan memberikan semacam penyangga terhadap depresi di antara orang-orang yang tangguh.
Untungnya, para ahli juga percaya bahwa positivisme dan ketahanan seperti itu bisa dipupuk. Dengan memupuk emosi positif, bahkan saat menghadapi kejadian buruk, orang dapat memperoleh imbalan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk mengelola tingkat stres, mengurangi depresi, dan membangun keterampilan mengatasi masalah yang akan membantu mereka dengan baik di masa depan.
Sebelum kamu mengenakan kacamata berwarna mawar itu, penting untuk diperhatikan bahwa berpikir positif bukanlah tentang mengambil pendekatan “Pollyanna” dalam hidup.
Faktanya, para peneliti telah menemukan bahwa dalam beberapa kasus, optimisme mungkin tidak membantumu dengan baik. Misalnya, orang yang terlalu optimis mungkin melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri dan melakukan lebih dari yang dapat mereka tangani, yang pada akhirnya menyebabkan lebih banyak stres dan kecemasan.
Alih-alih mengabaikan kenyataan demi lapisan perak, psikolog menyarankan bahwa pemikiran positif berpusat pada hal-hal seperti keyakinan pada kemampuanmu, pendekatan positif terhadap tantangan, dan mencoba memanfaatkan situasi buruk sebaik mungkin.