Ini Pesan Habib Luthfi di Acara Halalbihalal Keluarga Besar Kanzus Sholawat: Puasa Itu Menyehatkan Iman

Halalbihalal keluarga besar kanzus sholawat
Ribuan jemaah menghadiri acara halalbihalal keluarga besar Kanzus Sholawat bersama Habib Luhtfi bin Ali bin Yahya, bertempat di Gedung Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, pada Ahad (23/2/2023), atau 2 Syawal 1444 Hijriah. (Wahyu Hidayat/Radar Pekalongan)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Ribuan orang jemaah menghadiri acara halalbihalal keluarga besar Kanzus Sholawat bersama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya di Gedung Kanzus Sholawat, Jalan Dr Wahidin 70, Kota Pekalongan, pada Ahad pagi (23/2/2023), atau 2 Syawal 1444 Hijriah.

Sebelum menyampaikan doa penutup halalbihalal, Habib Luthfi mengungkapkan bahwa sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, ibadah puasa itu menyehatkan. Bukan sekadar sehat, tapi sumber kesehatan. “Shummu tasihhu. Berpuasalah maka akan sehat,” kata Rais Aam Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahluth Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) tersebut, menuqil sabda Rasulullah SAW.

Habib Luthfi menjabarkan bahwa sehat yang pertama adalah sehat fil-iman. Dampak dari sehat fil-iman ini luar biasa. Akan memunculkan sehat fil-aqli atau sehat akal. Juga sehat fil-kalam, sehat fil-lisan, sehat fin-nazhor, hingga sehat fin-nuthq.

Baca Juga:Idul Fitri 1444 H, 124 Napi Lapas Pekalongan Terima Remisi KhususRemisi Khusus Idul Fitri 2023: 6.746 Warga Binaan di Jateng Terima Remisi, 44 Langsung Bebas

“Namanya sehat itu jelas banyak vitaminnya yang berguna untuk menjaga kesehatan jasadnya. Kalau sehat fil iman, lebih istimewa, karena bisa menambah ma’rifat, keyakinan, tafakur, memahami apa yang dikehendaki Allah SWT. Dan lebih jauh lagi mengenal apa yang dikehendaki oleh Allah SWT. Sehat akal akan tergantung dari sehat imannya. Kalau sehat imannya, pasti akan sehat akalnya. Sedangkan kalau sehat akal, belum tentu sehat imannya,” jelas Habib Luthfi.

Buah dari sehat fil-iman, imbuh Habib Luthfi, maka akan melahirkan sehat fil-lisan. Akan menjaga lisannya, perkataannya, atau omongannya. Setiap perkataan yang dikeluarkan akan dipikir matang terlebih dahulu, apakah akan menimbulkan perpecahan atau tidak, akan memunculkan hoaks atau tidak.

“Jika diamalkan akan bermanfaat bagi kehati-hatian dalam berbicara, selalu menghitung untung rugi ketika berbicara, terkadang bahayanya lisan kita tidak tahu untung dan ruginya. Ini omonganku ini apa mengandung perpecahan atau tidak, akibatnya (jika tidak hati-hati) muncul hoaks dan mudah dibenturkan sesama kita,” imbuh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Habib Luthfi menambahkan, puasa tidak sekadar melatih manusia tahan lapar dan haus, meski segala macam berbuka telah tersedia. Tapi lebih dari itu, ibadah puasa mengajarkan manusia untuk memiliki kepedulian bagi sesama yang dalam kondisi serba kekurangan untuk bisa makan dan minum.

0 Komentar