Tradisi dan Budaya Pekalongan Terkenal Islami

Tradisi dan Budaya Pekalongan
Diantara tradisi dan budaya Pekalongan ialah halal bihalal antar sesama tetangga. (Radarpekalongan.id/kominfo)
0 Komentar

Dahulu, tradisi dan budaya Pekalongan itu berasal dari dana swadaya masyarakat, akan tetapi karena semakin meriahnya tradisi syawalan setiap tahunnya, maka sebagai bentuk dukungan, Pemkot Pekalongan memberikan bantuan.

Pemotongan Lopis Raksasa Jadi Tradisi dan Budaya Pekalongan

Habib Hasyim menyebut, pemotongan Lopis raksasa umumnya dilakukan di Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan. Rangkaian tradisi dan budaya Pekalongan itu dimulai dengan pelepasan balon udara dan menyalakan petasan pada pukul 6 pagi sebagai tanda memulainya acara.

Kedua kegiatan tersebut merupakan akulturasi dari budaya Belanda dan Tionghoa. Pada zaman dahulu warga kolonial Belanda melepaskan balon udara untuk memeriahkan acara sementara para warga Tionghoa menyalakan petasan untuk memeriahkan perayaan.

Baca Juga:Masuki H+2 Lebaran Idul Fitri 1444 H, Pastinya Pusat Belanja Batik IBC Wiradesa Mulai Dipadati PembeliDalam Halal Bihalal Habib Luthfi Tahun 2023, Abah Sampaikan Puasa itu Menyehatkan

Kemudian sekitar pukul 7 pagi barulah pemotongan Lopis raksasa dilakukan. Pemotongan pertama Lopis tersebut dilakukan oleh waliKota Pekalongan yang didampingi Istri, kemudian diikuti pemotongan untuk tamu-tamu yang hadir dan seluruh warga.

Lopis raksasa tersebut tidak diberi taburan kelapa parut dan gula jawa pada umumnya. Jika sudah kehabisan potongan Lopis tidak perlu khawatir, kunjungilah rumah-rumah warga di sepanjang kelurahan Krapyak maka Anda dapat menikmati kue Lopis berukuran kecil yang dinikmati dengan parutan kelapa dan siraman gula jawa cair.

Selain itu Anda juga dapat menikmati kacang rebus, lotis atau potongan aneka macam buah yang dimakan dengan sambal kacang, dan kerupuk pasir yang dikenal dengan nama ‘miusek’ oleh masyarakat Krapyak. (dur-diolah dari berbagai sumber)

0 Komentar