Begitu kamu mengenali emosi pada orang lain, empati menempatkanmu tepat pada posisi orang itu. Ini bukanlah sekadar merasakan apa yang akan kamu rasakan dalam situasi itu; itu melangkah di samping diri sendiri dan mengadopsi emosi mereka untuk beberapa saat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kita berhasil dalam tugas ini berdasarkan neuron cermin, atau jalur otak yang menyala apakah kita sedang mengalami rangsangan atau kita melihat orang lain mengalaminya.
Neuron cermin bertanggung jawab untuk membuat jantungmu berdegup kencang saat kamu mengagumi atlet yang berlari melalui stadion di acara olahraga favoritmu atau membuat kamu mundur kesakitan saat menonton kesalahan yang tidak menguntungkan dalam video viral yang lucu.
Baca Juga:Saat Kamu Merasa Tidak Berharga, Butuh 5 Cara untuk Bangkit Dari SanaTidak Baik Membenci Diri Sendiri, Ini 7 Hal yang Bisa Kamu Lakukan untuk Menghindari Kerugiannya
Ketika orang tenggelam dalam kesedihan, kesedihan, atau kekesalan orang lain, perasaan ini tidak hanya berdiri di samping mereka dan menghibur mereka dengan pemahaman yang lebih besar, tetapi juga mengirimkan pesan bahwa mereka bersedia menanggung emosi yang menyakitkan sehingga orang lain tidak merasakannya sendirian.
Buat Dirimu Rentan
Koneksi empatik adalah jalan dua arah. Membiarkan dirimu sepenuhnya menyerap emosi orang lain dapat meningkatkan hubunganmu, dan membiarkan dirimu rentan terhadap orang lain dapat memperkuat hubungan semacam itu.
Saat kamu berbagi pengalaman tentang emosimu yang menantang, seperti rasa bersalah, kecemasan, dan rasa malu, kamu menciptakan peluang bagi orang lain untuk berempati denganmu.
Menjadi rentan memperkuat empatimu sendiri dalam dua cara. Pertama, merasakan nilai empati ketika tercermin kembali kepadamu dapat memperdalam komitmenmu untuk berempati kepada orang lain. Kamu juga mendapatkan lebih banyak kenyamanan menavigasi emosi yang sulit dalam percakapan dengan orang lain.
Tidak mudah untuk mempertahankan percakapan tentang emosi yang menyakitkan, tetapi jika kamu dengan sengaja melatih kemampuan ini dalam dirimu dengan memanfaatkan peluang ketika kamu memiliki emosi untuk dibagikan, kamu akan lebih siap untuk menerima.
Ambil Tindakan dan Tawarkan Bantuan
Jika empati bersandar pada berbagi emosi negatif, kebahagiaan bisa menderita. Ketika orang merasakan kesedihan yang mendalam bagi para korban bencana alam, mereka semakin dekat untuk menempatkan diri pada posisi orang lain.