9 Pelajaran dari Kisah Barshisha, Ahli Ibadah yang Tergoda Wanita, Membunuh, Akhirnya Sujud pada Setan di Akhir Hayatnya

kisah barshisha
ilustrasi kisah barshisha (Sumber foto: Fb muslimah.salafyy)
0 Komentar

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ, فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا ۚوَذَٰلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ

“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam”. Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim.”(QS. Al-Hasyr: 16-17).

Pelajaran dari Kisah Barshisha

Berikut ini pelajaran yang bisa diambil dari kisah Barshisha seperti dilansir di laman rumaysho.com.

Ilustrasi kisah barshisha (Sumber: Fb imammalikbandung)

  1. Jangan ikuti langkah setan

Pelajaran utama dari kisah Barshisha ialah jangan pernah ikuti langkah setan. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (169)

Baca Juga:Antisipasi Petasan Pasca Lebaran, TNI-Polri Sisiri 7 Desa di Kajen, Agar Tragedi Jrebengkembang Tak TerulangMarak Hiburan Pasca Lebaran 2023, TNI-Polri Hadir Berikan Rasa Aman dan Nyaman

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 168-169)

  1. Setan adalah musuh manusia, sehingga tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diikuti

Kisah Barshisha memberi pelajaran kepada kita jika setan adalah musuh manusia. Setan tidak boleh dijadikan teman, dan tidak boleh diikuti.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.” (QS. Al-Maidah: 51)

Dalam ayat lain disebutkan pula,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang.” (QS. Al-Mumtahanah: 1)

Berarti dari sini, kita diperintahkan untuk mencari teman yang baik, bukan teman yang buruk yang menjadi temannya setan.

  1. Setan mengajak pada dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar

Kisah Barshisha juga menunjukkan pelajaran jika setan selalu mengajak pada dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar.

Yang dimaksud dengan as-suu’ dalam surah Al-Baqarah 168-169 adalah amalan kejelekan di bawah al-fahsya’. Adapun al-fahsya’ adalah dosa-dosa besar yang dianggap jelek oleh akal dan syariat. Berarti as-suu’ adalah dosa kecil, sedangkan al-fahsya’ adalah dosa besar.

0 Komentar