Disiplin kata adalah magnet rezeki. Pilihlah kata-kata yang baik-baik saja walaupun keadaan seperti tidak memihak kepada kita.
RADARPEKALONGAN.ID – Disiplin kata adalah magnet rezeki. Apakah betul? Yang betul, disipin kata adalah magnet rezeki. Penjelasannya ada dalam kisah di bawah ini.
Ada satu kisah, jamaah ustadz Nasrullah. Dia sangat tidak suka kepada jamaah lain yang habis makan bawang putih dan tidak kumur-kumur sampai hilang baunya.
Baca Juga:Unik! Launching SMA IT Assalaam 2023-2024 dengan Melepas Balon Merah Putih ke Langit10 Tips Jitu Merawat Motor Honda Setelah Libur Lebaran
Kisah nyata, disiplin kata adalah magnet rezeki
Untuk menghindari aroma bawang putih dari seorang jamaah lain, akhirnya dia pergi menjauh. Suatu waktu datang waktu shalat Ashar. Saat menjalankan qabliyah shalat Ashar tiba-tiba orang yang memiliki aroma bawang putih duduk persis di samping dia.
Akhirnya shalat qabliyah Asharnya dipercepat sampai salam. Setelah itu dia pindah ke tempat lain yang lebih aman dan menghindari aroma bawang putih tadi.
Anehnya, saat dia pindah maka ada 2 orang dengan aroma yang sama datang di samping kanan dan samping kirinya. Tidak berhenti sampai di situ, dia pindah lagi ke tempat lain, namun orang yang beraroma sama datang sampai 3 orang.
Ketika pindah yang ke-4 kalinya, datang lagi 4 orang yang beraroma bawang putih tadi. Sampailah datang waktu iqomah. Dan ternyata dia shalat Ashar di tengah-tengah orang-orang yang meminum bawang putih dan tidak membersihkan baunya sampai hilang.
Pada saat itu dia tidak sadar. Setelah istirahat di hotel baru dia beristighfar dan seluruh aroma bau bawang putih dalam waktu sekejap menghilang.
Jaga kata-kata yang keluar dari mulut kita agar selalu baik. (foto: capture magnet rezeki)
Pertanyaannya, apa yang difokuskan orang tersebut? Orang tersebut fokus pada bau dan aroma bawang putih. Memang dia tidak suka, tapi pikiran bawah sadar kita tidak mengenal kata tidak atau jangan.
Baca Juga:Ini Dia 3 Cawapres Ganjar Pranowo, Jangan Salah Pilih Nama di Pilpres 2024Ganjar Pranowo Kunjungi Museum Multatuli, Tahun 2018 Dibuka untuk Umum
Contohnya, jangan bayangkan beruang. Jangan bayangkan beruang memakai celana warna merah. kata ‘jangan’ itu dicoret dalam pikiran bawah sadar kita.
Dalam kasus jamaah haji di atas bisa dijelaskan. Dia tidak suka aroma bawang putih dari seorang jamaah tersebut. Semakin mengulang perasaan tidak suka, maka kata tidaknya dicoret oleh pikiran bawah sadar. Kata yang muncul menurut pikiran bawah sadar adalah suka aroma bawang putih dan akhirnya datang.