PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Dalam peringati Hardiknas Tahun 2023, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan mendorong tenaga pendidik untuk dapat melakukan inovasi dalam pembelajaran hal ini dimaksudkan agar proses tersebut tidak sekedar untuk mencari nilai, melainkan yang lebih penting adalah untuk penguasaan. Sehingga kemampuan dan keterampilan yang diperoleh dari hasil pembelajaran benar-benar bersifat nyata, bukan sekedar diatas kertas.
Demikian pesan yang disampaikan dalam Peringati Hardiknas Tahun 2023, Kepala Dinas Pendidikan, Zainul Hakim melalui Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ahmad Husni baru-baru ini.
Inovasi Guru Kota Pekalongan(Radar Pekalongan.id/kominfo)
Dalam Peringati Hardiknas Tahun 2023, kegiatan program guru penggerak angkatan ke 6, selain untuk mendapatkan hasil nyata, inovasi ditujukan pula agar semua peserta didik mendapat layanan pendidikan sesuai dengan kapasitas kompetensi bakat minat mereka.
Baca Juga:Hardiknas Tahun 2023, Wawalkot Salahudin Berharap Jadi Momentum Tingkatkan Mutu dan Pemerataan Pendidikan Merdeka BelajarDalam Momen Hardiknas 2023, SKB Komitmen Berikan Pendidikan Layak bagi Warga Belajar, Walau Tidak Miliki Gedung Representatif
“Tentu peserta didik yang mempunyai bakat renang, jangan paksa mereka untuk didik menjadi seorang pemusik dan juga sebaliknya, inovasi ini yang sangat kita perlukan supaya nanti generasi emas Indonesia 2045 bisa terwujud dengan masing-masing keunggulan unik sesuai minatnya,” terangnya.
Peringati Hardiknas Tahun 2023 dengan Wujudkan Peserta Didik Berkarakter
Selain itu, Husni mengatakan bahwa inovasi yang dilahirkan juga harus mampu membuat peserta didik berkarakter pancasila. Disebutkan ada 6 aspek profil pelajar pancasila, diantaranya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, mandiri, bergotong royong, berbhinneka global, bernalar kritis dan kreatif. Sehingga bila disederhanakan hanya ada 2 aspek yakni menjadi orang baik dan orang pintar.
Inovasi Guru Kota Pekalongan(Radar Pekalongan.id/kominfo)
“Guru penggerak harus mampu melaksanakan inovasi proses pembelajaran tidak hanya mengasah otak tetapi juga mengasah hati, yang terakhir seluruh komponen dalam satdik harus bergerak bersama-sama berkolaborasi, jika ada bagian yang kurang dari 1 komponen harus bisa ditutup oleh komponen yang lain, termasuk orang tua dari peserta didik,” sambungnya.
Husni menambahkan inovasi yang dilakukan sudah bisa dilihat melalui projek penguatan profil pelajar pancasila (P5), dimana satu kegiatan pembelajaran sederhana tetapi bisa dimuati pendidikan karakter dan pengetahuan yang lain. (dur)