Setelah diputuskan media pembelajarannya, guru bisa membuat rancangannya. Tahap ini disebut purwarupa atau prototipe. Sebagai contoh, media buku cerita berarti membuat kerangkanya terlebih dahulu. Apabila video berarti membuat storyboardnya.
Pada tahap terakhir, yakni uji coba, beberapa murid diajak untuk menggunakan media pembelajarannya. Sehingga guru bisa melihat seberapa efektif dan berdampak media yang telah dibuatnya. Jika belum terasa efektif, bisa mengulangi lagi langkah-langkah design thinking untuk mencari bagian mana yang masih terlewat.
“Intinya membuat media pembelajaran itu sesuaikan dengan kebutuhan murid. Jadi murid senang dalam belajar, lebih fokus saat belajar, dan lebih memahami konsep, tidak hanya konten,” tutup Rizqy. (sep)