Karena itu, seorang mukmin dituntut untuk mempelajari tata cara sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu sesuaikan gerakan dia dalam sholat dengan gerakan yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Termasuk bagian dari fokus memikirkan gerakan adalah merenungkan dan memahami arti dari gerakan sholat. Seperti, merenungkan mengapa harus berdiri, mengapa harus rukuk, atau mengapa posisi sujud seperti itu.
- Fokus memikirkan bacaan shalat
Bentuknya adalah dengan merenungkan makna setiap bacaan yang dilantunkan dalam sholat. Seperti, memahami makna takbiratul ihram, memahami makna doa iftitah, merenungi bacaan al-Fatihah, memahami makna doa rukuk, dan seterusnya. Fokus di bagian ini lebih rumit untuk dilakukan, karena orang yang sholat harus mengerti bahasa Arab, dan mampu memahami maknanya.
Baca Juga:Polisi Bersihkan Ceceran Batu Split 50 M di Jalanan, Agar Jalan Aman dari Laka LantasAwas Demam Berdarah, 45 Pasien Dirawat di RSUD Kajen di Bulan April 2023
Tatkala seorang mukmin fokus memikirkan 2 hal tersebut di atas, berarti ia telah fokus memikirkan isi sholat. Itulah syarat sholat bisa khusuk.
Hadirkan Perasaan Ini agar Khusuk Sholat
Agar sholat bisa khusuk, apa yang dibayangkan saat sholat. Dilansir muslim.or.id, untuk bisa khusuk saat sholat, upaya pertama adalah berdoa memohon kepada Allah Ta’ala taufik, agar Allah mengaruniakan kepada kita kekhusukan sholat.
Ilustrasi sholat (Sumber foto: freepik.com)
Selanjutnya, hadirkan perasaan dalam hati, bahwa saat Anda mengerjakan sholat, Anda sedang berdiri di hadapan Allah ‘azza wa jalla.
Saat Anda berdiri sholat, yakinilah bahwa saat itu Anda sedang bermunajat kepada Allah ‘azza wa jalla. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلَاتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ أَوْ إِنَّ رَبَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ فَلَا يَبْزُقَنَّ أَحَدُكُمْ قِبَلَ قِبْلَتِهِ وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمَيْهِ
“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila berdiri dalam sholatnya, maka ia sedang bermunajat dengan Rabbnya. Maka, janganlah salah seorang di antara kalian meludah ke arah kiblat. Akan tetapi hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya atau di bawah kakinya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Saat Anda membaca surat Al Fatihah, yakinilah bahwa saat itu Anda sedang berdialog dengan Tuhan Anda. Sebagaimana diterangkan dalam hadis Qudsi,