Ustadz Muhammad Zen ketua tim penguji wisudawan dalam acara wisuda takhfidz dan qiroaty SDIT Ulul Albab ke 18. (foto: asep)
4. Dewan penguji dipimpin ustadz Muhammad Zen
Dalam acara tersebut berderet dewan penguji takhfidz maupun qiroaty di jajaran terdepan. Para penguji tersebut adalah guru-guru takhfidz dan qiroaty yang sehari-hari mendampingi siswa untuk menghafal dan belajar takhfidz dan qiroaty.
Namun karena waktu dan kesempatan yang terbatas, maka yang menguji hanya beberapa ustadz saja. Dan penguji dipimpin langsung oleh Kepala Unit takhfidz dan qiroaty SDIT Ulul Albab ustadz Muhammad Zen.
Baca Juga:Pebalap Astra Honda Yakin Raih Podium Seri ke-2 di ARRC SepangPersiapkan National Safety Riding Competition, Astra Motor Jateng Seleksi 110 Kontestan Terbaik
Secara bergantian ustadz Muhammad Zein, Ustadz Mudofar dan Ustadz Mahsun mengetes kemampuan para wisudawan. Dan kalau sudah dinyatakan cukup, penguji akan menstop wisudawan dengan mengatakan ‘cukup’. Kemudian test dilanjutkan ke wisudawan berikutnya.
Ustadz Abdul Hanif, LC memberikant tausiyah dalam acara wisuda takhfidz dan qiroaty SDIT Ulul Albab ke 18. (foto: asep)
5. Seluruh wisudawan dan orang tua diberikan siraman rohani
Sesi siraman rohani sangat penting karena dari sana dijelaskan apa makna Al Quran bagi anak maupun bagi orang tua. Pembicara pada sesi siraman rohani adalah ustadz Abdul Hanif, LC.
Secara gamblang ustadz Abdul Hanif menekankan agar para orang tua menjaga keluarganya dari api neraka. Agar terbebas dari api neraka maka konsumsi makanan yang halal adalah salah satu faktor yang harus dipenuhi. Karena makanan akan mengalir di dalam darah dan akan memunculkan karakter.
Dengan makanan yang halal, maka akan membuat anak jauh lebih cerdas. Konsep halalan thayyiban mubarokan itu tidak hanya enak di lidah, tapi juga berpengaruh kepada cara berpikir dan kecerdasan.
Hati-hati para orang tua dalam memberikan rezeki kepada keluarga. Jangan sampai karena ada sedikit rezeki yang tidak halal, bisa menyebabkan masuk ke neraka –naudzubillah— atau membuat anak tidak memiliki kecerdasan yang maksimal.
Sekarang ini orang tua menghadapi masalah yang cukup besar untuk generasi mendatang yaitu degradasi moral. Hati-hati dengan segala teknologi yang bisa membuat moral anak runtuh. Lebih baik orang tua agak sedikit keras mendidik daripada terjerumus kepada api neraka.