BATANG, RADAR PEKALONGAN. ID – Melati Gringsing menjadi salah satu komunitas dari Kecamatan Gringsing yang sukses menembus pasar ekspor. Meski belum eskpor secara mandiri, melati Gringsing ini sudah menembus hingga Singapura, China dan India.
Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Gringsing, M Ariesna P menjelaskan, jika ada dua jenis yang disiapkan. Yakni melati premium dan melati karuk.Dimana untuk jenis premium inilah yang biasanya diekspor ke luar negeri.
“Yang premium harganya Rp50 Ribu per kilo, sedangkan yang karuk Rp30 Ribu. Biasanya yang karuk itu dibuat untuk nyekar, atau roncean kembang pengantin. Sedangkan yang premium diimpor ke luar negeri, bisa disuling jadi minyak, atau untuk upacara persembahan,” ujar nya.
Baca Juga:Dicari Karyawan Produksi Teh Dandang Batang, Usia Maksimal 40 TahunDicari Crew Bloods Pekalongan, Maksimal Umur 21 Tahun
Selain itu, melati juga banyak dibeli pabrik-pabrik pengolahan teh di Pekalongan dan Semarang, serta Banyumas. Untuk hasil produksi, setiap harinya untuk luasan tanah sekitar 2 ribu meter dapat menghasilkan 5-13 kilogram melati.
Melati Gringsing Bisa Tembus Rp1 Juta Per kilogram
Salah satu petani Muhajirin menyebut, saat ini hasil panen melati di kebunnya terbilang melimpah. Sehingga saat ini harganya di bawah normal bahkan jika anjlok bisa mencapai Rp15 Ribu per kilogram. Namun jika cuaca tidak bersahabat dan hasil panen kurang, harga jual melati bisa tembus Rp300 Ribu hingga Rp1 Juta.
“Saya pernah waktu itu bisa dihargai Rp1 Juta per kilogram. Karena memang stoknya sedikit, yang seharinya bisa panen 20 kilogram kalau cuacanya tidak mendukung hanya bisa menghasilkan satu Kilogram saja. Biasanya itu di bulan Januari kalau sering hujan,” imbuhnya. (nov)