Indek Pemberdayaan Gender Kota Pekalongan Masih Menduduki Rangking 31 di Jateng, ini Penyebabnya?

Gender Kota Pekalongan
Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono menyampaikan keterangan kepada awak media. (Radarpekalongan.id/kominfo)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Ternyata indek pemberdayaan gender Kota Pekalongan masih rendah. Akibatnya menduduki ranking 31 di Jawa Tengah. Hal ini disebabkan masih rendahnya partisipasi perempuan di lembaga DPRD Kota Pekalongan.

Direktur Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Pembangunan, Indra Kertati mengatakan, indek pemberdayaan gender Kota Pekalongan masih rendah disebabkan karena masih rendahnya partisipasi perempuan di wilayah tersebut dalam sektor parlemen, kontribusi pendapatan perempuannya juga masih rendah. Sehingga, dua hal ini harus ditingkatkan.

“Yang sangat penting adalah dari partai politik untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada para perempuan untuk bisa menduduki kursi di parlemen. Pentingnya Pemda adalah bisa menguatkan anggota calon legislatif supaya bisa memiliki strategi yang lebih baik untuk meraih suara dan bagi mereka yang sudah di legislatif perlu meningkatkan kapasitasnya supaya lebih dikenal, sehingga suatu saat mereka bisa terpilih lagi di masa yang akan datang,” bebernya saat mennjadi narasumber kegiatan Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender Kota Pekalongan (Rakor Pokja PUG) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) di Ruang Buketan Setda setempat, Senin (15/5/2023).

Baca Juga:Motor BeAt 2023 Terbaru Cocok Buat Kamu Berjiwa MudaSiapkan Bacaleg Terbaik , Partai Hanura Kota Pekalongan Targetkan Raih 4 Kursi

Indra membeberkan, untuk kontribusi pendapatan perempuan adalah yang paling utama memetakan perempuan-perempuan yang memiliki kemampuan berusaha dan kapasitas lebih baik.

“Sebenarnya Kota Pekalongan banyak sekali kaum perempuan, tetapi mereka tidak terformal. Ini yang harus diformalkan mereka tercatat sebagai pelaku usaha. Perempuan itu memiliki daya lenting yang luar biasa, dan memiliki kemampuan melebihi laki-laki di dalam membuat alternatif dan mengatasi permasalahan, hanya saja dia butuh support, sehingga semua OPD harus menyokong hal tersebut supaya angka IDG ini bisa terus meningkat,”pesan Dosen Fisip Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang.

Pj Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Anita Heru Kusumorini membahkan, kajian lembaga pemerintah bersama institusi terkait terhadap indeks pembangunan manusia (IPM), Indeks Pembangunan gender Kota Pekalongan (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dilakukan sebagai upaya untuk memantau peran perempuan dalam pembangunan.

Kegiatan Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (Rakor Pokja PUG) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) di Ruang Buketan Setda setempat.(Radarpekalongan.id/kominfo)

0 Komentar