Curhat atau bercerita kepada orang lain merupakan bentuk katarsis yang sangat mudah untuk dapat dilakukan dan terbukti baik bagi kesehatan mental. Ketika bercerota kepada orang lain, kamu jadi dapat mengeluarkan emosi, ide, pikiran, ataupun keluh kesah. Maka dengan begitu, kamu akan merasa jadi lebih lega.
2. Berolahraga
Seperti yang diketahui oleh banyak orang, bahwa olahraga sangat baik untuk kesehatan fisik. Namun tak hanya itu olahraga juga baik untuk kesehatan mental. Aktivitas inilah yang dapat memicu pelepasan pada berbagai hormon di otak seperti endorfin, serotonin, hingga dopamin. Hormon-hormon inilah yang berfungsi untuk dapat menimbulkan rasa tenang, mengatasi stres, memperbaiki mood, hingga mengurangi nyeri.
Hal inilah yang menjadikan olahraga sebagai salah satu bentuk katarsis. Jenis olahraga apa pun, mulai dari yang ringan hingga olahraga dengan jenis berat.
Baca Juga:Apa Itu Capsule Wardrobe dan 3 Langkah Menerapkannya, Yuk jadi Pribadi yang Minimalis!4 Tanda Pasangan Selingkuh, Wajib Baca supaya Tak Dibohongi
3. Bernyanyi
Mendengarkan lagu dan bernyanyi adalah salah satu cara untuk dapat melepas rasa jenuh dan penat serta dapat melupakan sejenak masalah yang datang. Tanpa kita sadari, sebenarnya bernyanyi merupakan pelampiasan emosi yang tepat karena dengan terhanyut pada lirik lagu serta berteriak untuk menyalurkan emosi sehingga menjadikan diri merasa lebih baik.
4. Menulis
Menulis memeberikan efek yang baik bagi kesehatan mental. Terutama bagi mereka yang sulit dalam mengekspresikan emosi serta isi hatinya. Menuangkan keluh kesah melalui tulisan mampu untuk membuat kamu dalam melepaskan emosi yang terpendam. Tak hanya itu, menulis juga dapat menjadi cara yang kreatif untuk meredakan rasa stres dan menghilangkan rasa cemas.
Melepaskan segala emosi yang terpendam memang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi hal tersebut harus sedikit demi sedikit kamu coba untuk melepaskannya agar tidak bersarang dan malah menjadi bom waktu untuk diri sendiri. Meski terkesan sebagai hal yang sepele, mengabaikan emosi dapat berdampak pada kesehatan fisik dan juga mental serta mampu untuk meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Sumber gambar: freepik