“Seperti, guru atau kepala sekolah harus bisa menjalin komunikasi secara baik dengan anak didik, dengan orang tua wali murid, dan dengan masyarakat disekitar lingkungan sekolah. Kalau ketiga poin ini sudah berjalan dengan baik dan benar maka saya kira kasus seperti ini tidak akan terjadi lagi,” katanya.
Kabid Ketenagakerjaan Disdikbud Batang, M Arif Rahman menambahkan, pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sekolah dalam hal pengawasan tidak hanya dari lingkungan dinas pendidikan, seperti guru, kepala sekolah, dan pengawas. Tetapi perlu peran serta masyarakat dan pemerhati pendidikan.
“Kami selalu melakukan upaya pembinaan baik bersifat reguler, akademis juga pembinaan yang bersifat kasuistis. Kami juga selalu mengingatkan kepada semua guru, kepala sekolah untuk memperhatikan dan memastikan keselamatan dan memenuhi hak – hak siswa di sekolah,” terangnya.
Baca Juga:Kuota Jemaah Haji Reguler 100% Terisi, Menag : 203.320 Jemaah Sudah Lunasi BipihSimak Ini, 7 Adab Calon Jamaah Haji menurut Imam Al-Ghazali
Dijelaskan Arif, beberapa upaya dalam menyelesaikan masalah moral para guru, Disdikbud Batang akan mengambil langkah dengan menggelar tes psikologi terhadap 100 orang guru.
“Insya Allah nanti bulan Juli kami akan melakukan upaya preventif yaitu tes psikologi bagi guru. Tahun ini ada 100 guru dari semua jenjang satuan pendidikan dan lintas mata pelajaran,” ujar dia.
Ditambahkan dia, dari hasil tes psikologi itu, maka akan diketahui apakah ada dari guru yang mempunyai kecenderungan seksual pada anak di bawah umur. “Semoga dengan langkah tersebut tindak kekerasan seksual dapat diminimalisir,” tandasnya.