Ternyata bunyi peluit itu sebagai tanda ada pelanggaran. Posisi terjadinya pelanggaran di tengah lapangan. Maka wasit menudingkan tangan ke tengah lapangan.
Sebenarnya ketika peluit dibunyikan tidak sedang ada pelanggaran. Bola sedang keluar lapangan tersenggol pemain Indonesia.
Pelanggarannya terjadi sebelum itu. Wasit tidak membunyikan peluit karena prinsip advantage: bola lagi dikuasai pemain Thailand. Wasit harus membiarkan dulu bola itu milik Thailand.
Baca Juga:Muncul Banyak Kasus Cabul di Sekolah, Ini Langkah Dinas Pendidikan BatangKuota Jemaah Haji Reguler 100% Terisi, Menag : 203.320 Jemaah Sudah Lunasi Bipih
Sampai terjadilah bola keluar lapangan. Wasit membunyikan peluit dan menunjuk arah tengah lapangan –untuk pelanggaran yang sebelumnya.
Dari rekaman terlihat pelatih kita yang pertama kali lari gembira ke tengah lapangan. Sambil tangannya mengepal ke udara. Ofisial lain mengikuti lari ke tengah lapangan. Pemain pun ikut selebrasi. Ada yang bersujud. Ada pula yang sampai melepaskan baju kaus.
Rupanya dalam suasana lagi merayakan kemenangan itu pemain Indonesia tidak menyangka Thailand langsung meneruskan pertandingan. Lalu, dalam sekejap, bikin gol:2-2.
Berhasil menyamakan kedudukan di detik terakhir, tim Thailand merayakannya dengan luar biasa. Mungkin sekalian untuk mengejek Indonesia yang keburu merayakan kemenangan. Tim Thailand sampai lari ke depan lokasi tim Indonesia.
Perpanjangan pun harus dilakukan: 2 x 15 menit.
Sudah banyak yang khawatir: ini pertanda-pertanda Indonesia akan kalah. Menang 2-0 yang bisa disamakan menjadi 2-2 menimbulkan suasana depresi berat. Tapi tidak bagi para pemain muda Indonesia. Mereka justru seperti lebih bersemangat dibanding 2×45 menit waktu normal.
Irfan Jauhari pun mencetak gol ke-3 dengan cantiknya. Ganti tim Indonesia merayakan gol itu secara luar biasa pula. Sampai ke depan lokasi tim Thailand. Maka terjadilah apa yang harusnya tidak terjadi: saling serang.
Manajer tim Indonesia Kombes Pol Sumardji ingin melerai keributan itu. Ia lari ke arah keributan. Mungkin pihak Thailand mengira ia akan ikut keributan. Sumardji terjengkang. Anda sudah tahu adegan ini. Saya menontonnya di YouTube berkali-kali.
Baca Juga:Simak Ini, 7 Adab Calon Jamaah Haji menurut Imam Al-GhazaliZaytun Robin
Sumardji pernah menjadi Dirlantas Polda Bengkulu. Ia arek Suroboyo yang Anda sudah tahu: kalau bicara ceplas ceplos. Banyak humornya. Tapi adegan di Olympic Stadium Phnom Phenh itu bukan humor. “Sudah tidak apa-apa. Hanya bibir yang masih agak bengkak,” ujar Sumardji kepada temannya.