Entaskan Kemiskinan, Bupati Fadia Terus Dorong Inovasi Laboratorium Kemiskinan

Entaskan Kemiskinan, Bupati Fadia Terus Dorong Inovasi Laboratorium Kemiskinan
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq saat memberikan bantuan kepada warga kurang mampu yang ada di Kota Santri. (Triyono)
0 Komentar

KAJEN, Radar Pekalongan.id – Dalam percepatan mengenataskan kemiskinan, Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq terus mendorong inovasi laboratorium kemiskinan. Untuk itu Pemkab Pekalongan berkomitmen mensukseskan program ini, diantaranya dengan menggelontorkan anggaran yang bersumber dari APBD 2021 sampai dengan 2023, dan akan berlanjut di 2024.

Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menyampaikan tiap tahun memberikan anggaran dari APBD untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penurunan pengeluaran masyarakat.

“Khususnya di daerah – daerah kantong kemiskinan, saya optimis bisa mengentaskan kemiskinan ekstrim pada tahun 2024 sejalan dengan program pemerintah pusat,”tegas Fadia.

Baca Juga:RSUD Kraton Buka Pelayanan Baru Sub Spesialis Hematologi-Onkologi MedikPEKKA Gelar Wisuda Akademi Paradigta

Inovasi laboratorium kemiskinan merupakan jurus jitu pengentasan kemiskinan berkearifan lokal Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang telah ditetapkan sebagai Top 15 tahun 2022. Program ini melibatkan berbagai Lembaga yang tergabung dalam Pentahelix antara lain Program Zakat Community Development/ZDC, Dekopinda, Mercy Corps Indonesia, Bintari Foundation, Bank Indonesia (Intervensi Cabang Tegal), serta data yang digunakan dalam program ini adalah data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ektrem (P3KE) sesuai arahan KEMENKO PMK.

Diungkapkan Fadia bahwa dengan keluarnya Inpres No.4 tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, Laboratorium Kemiskinan merupakan inovasi yang bisa menjadi jalan keluar untuk permasalahan penghapusan kemiskinan ekstrem pada wilayah-wilayah tersebut karena disamping menggunakan pendekatan Pentahelix. Laboratorium Kemiskinan juga menggunakan pendekatan kewilayahan.

Bupati Pekalongan Fadia Arafiq terus menurunkan angka kemiskinan di Kota Santri. (Triyono)

“Laboratorium kemiskinan telah memberikan dampak atau manfaat signifikan kepada masyarakat, diantaranya mengurangi beban pengeluaran dan membantu meningkatkan pendapatan, pada dunia pendidikan, program ini dapat mempertajam fokus penelitian dan memperbanyak pilihan bentuk pengabdian. Pada bidang pemerintahan telah berhasil mengurangi kantong kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga menurunkan angka kemiskinan menjadi 9,67% di tahun 2022. Sedangkan pada dunia usaha, kepedulian sosial dan menyalurkan dana CSR, juga sebagai corporate branding, terhadap lingkungan, program ini telah berkontribusi terhadap upaya pencegahan kerusakan lingkungan dengan berkurangnya penebangan aren sebesar 80% dan pelestarian lingkungan melalui penanaman 53.000 hutan bakau,” terang Fadia.

0 Komentar