Lalu Prof Komar tampil sebagai pembicara terakhir. “Ternyata hanya orang Padang yang justru mendukung CSIS,” ujar Komar. “Nusron orang Jawa. Fajar orang Jawa. Pak JK orang Makassar. Tapi ada satu orang Padang yang justru menjadi andalan CSIS,” ujar Prof Komar melucu.
Yang dimaksud orang Padang itu adalah Direktur Eksekutif CSIS yang kini menjabat dekan di U3I itu: Philips Vermonte. Ia asli Padang. Islam.
Jusuf Wanandi sendiri lahir di Sawahlunto, Sumbar.
Masih banyak peneliti asal Minang di CSIS: Indra Piliang, Imelda Maidir, Titik Anas, Yose Rizal Damuri, Arya Fernandes…
Baca Juga:Wah Parah Nih, Kasus HIV AIDS di Batang Tertinggi Se Jateng, Dewan : Eksekutif Segera Berantas Prostitusi!Belum Miliki Layanan Aduan Kasus Cabul, Bupati : Sementara Pakai Call Center 110 Polres Batang
“Rupanya, di Minang, I di CSIS itu dianggap singkatan Islam,” celetuk Komar. Tentu tawa hadirin lebih bergemuruh lagi.
Ayah Vermonte asli Solok. Ibunya Bukittinggi. SMA-nya di Jakarta. Lalu ke UII. Setelah itu Vermonte mendapat beasiswa Fullbright untuk meraih gelar doktor politik di Northern Illinois, Chicago.
“Saya lahir di RS Vermont, Manila” jawab Philips Vermonte.
Saya memang menghubungi Philips. Khusus bertanya soal nama Vermonte itu. “Vermont ke Vermonte kan tinggal nambahi satu huruf e,” guraunya. (Dahlan Iskan)