Mengajak Kita untuk Berpikir
Berpikir adalah jalan untuk menemukan pemahaman baru tentang agama. Seluruh tulisan yang ada dalam Tuhan Maha Asyik jilid 2 akan ditemukan logika berpikir penulis tentang agama dan kemanusiaan.
Pemikiran khas Sujiwo Tejo hadir dan menyatu dalam seni memahami agama dalam perspektif kebudayaan. Maklum Sujiwo Tedjo ini memang seorang dikenal sebagai budayawan yang sangat mencintai wayang.
Ilustrasi berpikir (freepik)
Ia sebagai dalang piawai dalam menyajikan cerita perjalanan seorang manusia dalam memahami kehidupan. Tentu saja kehidupan secara umum dan secara khusus sebagai pribadi yang beragama Islam.
Baca Juga:8 Makanan Berkuah yang Selalu Bikin Ngiler Kalau Lagi Sakit5 Makanan Internasional yang Mudah Dibuat di Kosan
Buku ini cocok sekali buat kamu yang sedang belajar memahami agama dari perspektif kebudayaan. Tak perlu serius banget karena memang memahami agama perlu cara yang berbeda.
Mencintai Sesama Manusia
Buku ini menjadikan pembaca semakin mencintai sesama? Sudah pasti iya dong. Lihat saja judul dalam buku ini yang begitu menggoda untuk dibaca.
Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai sikap dan keluguannya menyiratkan tanda kasih sayang. Bahwa antar manusia yang satu dengan lainnya memiliki caranya sendiri mengartikan cinta.
Mencintai sesama manusia. (freepik)
Cerita-cerita yang menggugah naluri kita sebagai manusia akan tersaji dalam buku Tuhan Maha Asyik jilid 2. Sebagai hamba Tuhan yang maha Esa, mencintai sesama adalah kewajiban yang harus dipatuhi.
Kalau makin beragama tapi jahat terhadap sesama, percuma. Percuma dalam arti belum bisa menerapkan sifat kasih sayang Tuhan yang meluas. Sebab agama seharusnya Rahmat bagi seluruh alam semesta.
Introspeksi Diri dalam Beragama
Dalam beragama, rawan sekali orang tergelincir dalam kesalahan. Sudah memang begitu kebiasaan yang dilakukan oleh manusia.
Sujiwo Tejo menyinggung sikap beragama yang makin kesini makin mengutamakan kepentingan golongan. Menurutnya itu perilaku yang menyimpang jauh dari ide-ide orang yang beragama.
Baca Juga:7 Makanan Indonesia yang Berhasil Bikin Ngiler Bule6 Pilihan Makan Siang yang Enak dan Sehat Buat Atlet Sepak Bola
Hal ini karena mengutamakan kepentingan golongan artinya sudah bersikap jahat terhadap “liyan”. Padahal seharusnya tidak demikian caranya dalam mempertahankan suatu agama.
Beliau Sujiwo Tejo menyayangkan sikap kaum Agamawan yang belum peka dalam hal ini. Sudah seharusnya sebagai Agamawan bersikaplah bijak dengan tidak mengutamakan kepentingan golongan yang merugikan keutuhan sebuah ummat.