Tuntut Pemberantasan Prostitusi
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan masyarakat Kandeman mendatangi gedung DPRD Kabupaten Batang, Jum’at (19/5/2023), untuk menyampaikan tuntutannya yang menginginkan pemberantasan praktik prostitusi di warung esek esek sepanjang Pantura Kandeman.
“Kami menuntut penertiban dan pembongkaran segera warung remang remang Pantura Kandeman. Proses dan terapkan sanksi bagi para pelaku prostitusi. Dilakukannya pemeriksaan secara rutin pasca penertiban. Dan memberikan lapangan pekerjaan bagi para eks PSK maupun pemilik warung,” ungkap Bambang salah seorang perwakilan massa dalam gelaran audiensi dengan Komisi B DPRD Batang, Jumat.
Dikatakan Bambang, bahwa pihaknya telah melakukan kajian terkait adanya dugaan aktivitas prostitusi di warung remang remang di Pantura Kandeman itu. Adapun hasilnya memang benar ditemukan adanya aktivitas prostitusi itu.
Baca Juga:Belum Miliki Layanan Aduan Kasus Cabul, Bupati : Sementara Pakai Call Center 110 Polres BatangUsai Durian Celeng, Masyarakat Tuntut Penertiban Warung Esek Esek Kandeman
“Dulu, warung warung itu hanya menyajikan makanan dan kopi saja. Namun praktiknya sekarang ini berubah, disalahgunakan untuk kegiatan prostitusi. Selain menyajikan kopi, teh, dan makanan, pemilik warung juga menyediakan kamar untuk prostitusi. Sehingga jelas adanya aktivitas prostitusi itu,” bebernya.
Pendataan Pekerja Seks Komersial
Camat Kandeman, M Kusrin yang hadir dalam audiensi tersebut ikut membenarkan adanya praktik prostitusi di warung remang remang itu. Pihaknya pun sudah mengambil langkah dengan menggelar rapat koordinasi bersama instansi terkait hingga pendataan pemilik warung dan pelaku pekerja seks komersial.
“Ya memang betul ada (prostitusi). Kami sudah melangkah sejak 2021 lalu, dengan mengelar rakor hingga pendataan. Pendataan kami lakukan dari mulai ujung timur, atau samping Gudang Bulog sampai dengan depan Kantor Kecamatan Kandeman. Faktanya, ada sekitar 59 bangunan warung remang remang, yang diantaranya memang menyediakan kamar untuk prostitusi. Jadi kamar kamar itu dibuat di belakang warung. Fakta lainnya, mereka (PSK) kebanyakan dari luar Batang, seperti dari Semarang hingga Cirebon,” bebernya.