PANINGGARAN – Tradisi potong rambut bajang atau gimbal ternyata tidak hanya ada di Dieng, Banjarnegara saja namun tradisi tersebut juga terdapat di Desa Bedagung, Kecamatan Paninggaran di Taman Pinus Desa Bedagung, beberapa waktu lalu.
Rangkaian acara tradisi potong rambut bajang diawali dengan mengiring bocah berambut bajang bernama Fajar Maulana (7) dari rumahnya menuju Kali Tempur yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya. Setelah sampai di sungai, Fajar kemudian dimandikan di sungai dan dilanjutkan dengan selamatan jajan atau jadah pasar serta daging kambing sebagai syarat untuk melangsungkan pemotongan rambut bajang.
Setelah selesai dimandikan, Fajar yang diiring warga Dukuh Bedagung, Desa Bedagung berjalan menuju taman pinus untuk melangsungkan proses pemotongan rambut.
Baca Juga:PC Muslimat NU Kota Pekalongan Gelar Puncak Peringatan Harlah Muslimat NU ke 77Srikandi Polwan Polres Pekalongan Gelar Patroli Guna Ciptakan Situasi Kamtibmas Aman dan Kondusif
Berdasarkan penuturan panitia pelaksana pemotongan rambut bajang Muhammad Thoifi bahwa tradisi ini sebetulnya telah ada sejak zaman dahulu karena memang banyak anak-anak di Desa Bedagung yang berambut bajang atau gimbal. Namun baru kali ini diperkenalkan secara luas. Terkait pemotongan rambut bajang ini harus melalui tata cara yang telah diatur oleh leluhur, tidak sembarangan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hal-hal buruk dikemudian hari.
“Tradisi ini telah dilakukan sejak zaman dahulu secara turun-temurun karena anak-anak sini ada yang terlahir dengan rambut bajang dan tidak pernah dicukur sampai tiba saatnya yang dicukur di rumah. Contohnya adalah hari ini melalui prosesi adat yang telah diatur oleh leluhur. Syaratnya adalah ditandai dengan tanggalnya dua gigi dari anak berambut bajang baru kemudian bisa dilakukan prosesi adat”, tutur Thoifi.
Thoifi juga menambahkan bahwa keunikan yang biasa terjadi adalah ketika sudah mendekati prosesi adat biasanya anak berambut bajang ini biasanya rewel dan apapun yang diminta anak tersebut harus dituruti.
Orang tua dari anak berambut bajang yaitu Sriyanti mengaku senang dan bersyukur karena prosesi cukur rambut telah usai dan anaknya tidak rewel. Sedangkan permintaan yang diajukan oleh anaknya adalah handphone baru yang akan dibelikan setelah prosesi adat tersebut selesai. Dirinya berharap semoga anaknya dapat menjadi anak yang sholeh dan juga berbakti kepada orang tua.