“Pelestarian batik sebagai warisan budaya, tidak akan berhasil tanpa ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten. Kompetensi SDM ini perlu dipastikan melalui uji kompetensi. Sertifikasi merupakan salah satu upaya untuk menjamin ketersediaan pembatik kompeten dalam rangka pelestarian batik, ” terang Ketua LSP Batik, Dr. Ir. Rodia Syamwil, M.Pd.
Sementara produksi batik Kabupaten Pekalongan sangat menonjol dari aspek kuantitas maupun kualitas. Ketersediaan SDM Batik yang mampu menghasilkan batik halus dengan ornamen motif dan isen-isen khas Pekalongan yang rumit dan beragam, dengan pewarna sintetis maupun alami tidak diragukan lagi.
Bukan hanya itu, Pekalongan juga mampu memasok kebutuhan daerah-daerah lain terhadap batik, dengan menyesuaikan karakteristik motif dari daerah-daerah pemesan.
Baca Juga:Pemkab Bulungan, Kalimantan Utara Studi Pengelolaan BLUD di Kota SantriDPRD Kabupaten Pekalongan Kawal Penanganan Banjir Rob Wilayah Pesisir
Selain itu, Pekalongan memiliki sejumlah maestro Batik, seperti Dudung Alisyahbana, Cikgu Sapuan, pengusaha batik Kedungwuni Oey Soe Tjoen. Pembatik Kabupaten Pekalongan mampu menghasilkan batik berkualitas tinggi dengan berbagai inovasi teknik pewarnaan dan peralatan.
Belum terhitung para pembuat canting dan canting cap, serta produsen malam batik yang menjadi pemasok alat dan bahan batik ke seluruh Indonesia. Sebagai Kota Batik Dunia, selayaknya Pekalongan tidak hanya bangga dengan pengakuan terhadap produk batiknya, tetapi juga harus bangga dengan SDM Batiknya yang kompeten. Namun, sangat disayangkan hingga pertengahan tahun 2023, jumlah SDM Batik Pekalongan yang telah tersertifikasi KOMPETEN baru mencapai 750 orang (3,36%).
“Kesadaran untuk mendapatkan SERTIFIKAT KOMPETENSI sebagai professional sangat rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mendorong masyarakat melakukan uji kompetensi dalam rangka sertifikasi, melalui fasilitasi. Terimakasih kepada Kemenparekraf yang memberikan fasilitasi kepada 50 pembatik rengsi Sembung Jambu Dukuh Grecek Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan untuk meraih pengakuan atas kompetensi mereka sebagai pembatik tulis, ” imbuhnya. (Yon)