- Pemasangan Jaring
Jaring dipasang pada salah satu sisi hamparan sawah, kemudian di sisi lain secara bersama-sama dilakukan penggiringan tikus dan di tepi jaring beberapa orang menunggu dengan alat pemukul.
- Penggenangan
Penggenangan lobang-lobang tikus dilakukan pada saat menjelang pembuatan persemaian.
- Sanitasi
Membersihkan semak belukar/gulma, membongkar lobang tikus dan perbaikan pematang.
- Pengendalian Hayati
Pengendalian menggunakan musuh alami seperti kucing, anjing dan burung hantu.
Petani gunakan anjing untuk berburu tikus sawah (Hadi Waluyo)
Baca Juga:20 Cara Mengusir Tikus dari Rumah, Dijamin Praktis dan AmpuhKetum PAN Zulkifli Hasan Bantu Musyda PDM dan PDA, Masing-masing Dapat Rp 20 Juta
- Pengaturan Pola Tanam
Pengaturan pola tanam yaitu dilakukan rotasi antara padi dan palawija dan pengaturan pola tanam secara serempak.
Pengendalian Tikus Sawah dengan Burung Hantu
Salah satu musuh alami tikus sawah adalah burung hantu (Tyto alba). Burung hantu mampu mengonsumsi tikus 2 – 3 ekor permalam per ekor. Kemampuan visual yang luar biasa dan pendengaran yang tajam adalah bagian utama kemampuan berburu. Ditambah dengan cakar dan paruh, kemampuan terbang dengan senyap (tanpa suara), maka lengkaplah predator luar biasa ini.
Petani buat rumah burung hantu di area persawahan (Hadi Waluyo)
Dilansir pertanian.kulonprogokab.go.id, Tyto alba sangat mengandalkan terbang tanpa suara dan pendengaran yang sangat kuat untuk menemukan mangsa. Lubang telinga berada sedikit di atas kepala dan memiliki sudut yang berbeda. Telinganya ditutupi oleh suatu bulu yang pendek, rapat dan fleksibel, yang berubah fungsi sebagai cakram pemantul suara.
Hal ini memberikan Tyto alba kemampuan pendengaran yang sangat sensitif dan terarah. Sehingga membuatnya mampu menemukan mangsa pada kondisi gelap total. Suara sayap teredam oleh tumpukan beludru pada permukaan bulunya dimana pada ujung bulu sayam memiliki sisir halus yang meredam suara kepakan sayap.
Tyto alba menunggu mangsanya dengan bertengger, saat mangsanya ditemukan, burung akan terbang langsung, menjaga posisi kepala segaris dan menyambar mangsanya. Saat burung menarik kepala ke belakang, kakinya dijulurkan ke depan dengan cakar membuka lebar, dua ke depan dan dua ke belakang. Sekali tertangkap, mangsa kecil dibawa dengan paruh, atau segera dimakan. Mangsa besar dibawa dengan cakar.