Dengan banyaknya konten Mixue yang tersebar luas di media sosial, maka hal ini mengakibatkan timbulnya strategi marketing yang lain yakni Word of Mouth atau yang disingkat dengan WOM.
Hal ini mengingat sifat dari mayoritas masyarakat yang seringkali merasa Fomo atau fear of missing out, strategi Mixue dengan jenis Word of Mouth ini juga mampu membuat audience merasa penasaran terhadap berbagai produk Mixue serta rasa ingin ikut mencoba.
Brand kamu juga mampu meniru serta memanfaatkan strategi marketing yang satu ini dengan membuat beragam konten media sosial yang dapat emnarik perhatian serta menciptakan rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba atau membeli produk dari brand kamu.
Baca Juga:Tips Parenting ala Rachel Vennya, Metode Co-Parenting yang Sempat Viral di Media Sosial6 Manfaat Catur Penting untuk Kesehatan Mental dan Otak
Tak berhenti sampai di situ, brand kamu juga dapat dikolaborasikan dengan Key Opinion Leader atau KOL serta dapat membuat kegiatan yang mampu memicu user generated content atau yang disingkat dengan UGC.
3. Melakukan teknik branding yang mudah untuk diingat masyarakat
Adapun salah satu strategi marketing Mixue yang dapat kamu tiru adalah dengan teknik branding yang mudah untuk diingat. Salah satu usaha branding yang dilakukan brand Ice cream ini adalah dengan menggunakan jingle dan juga menggunakan mascot Mixue yang lucu.
Jingle disertai dengan lirik yang terus diulang dan juga mascot Mixue yang terkesan eye catching mampu membuat target audience untuk terus menerus mengingat Mixue.
Hal ini juga dapat kamu terapkan, tak hanya terbatas dengan menggunakan jingle dan juga maskot. Usaha branding lainnya seperti dengan menggunakan jargon atau pun slogan yang terkesan nempel di telinga serta mudah untuk diingat juga dapat kamu terapkan.
4. Menggunakan tempat yang strategis
Strategi marketing mixue yang selanjutnya adalah ia menggunakan tempat yang cukup strategis. Design gerai dari Mixue ini juga terbilang cukup minimalis. Hal ini dikarenakan masing-masing gerai Mixue hanya memakan space sekitar 15 hingga 20 persen untuk rata-rata luas dari outletnya.
Desain tersebut ditetapkan untuk tujuan meminimalisir pengeluaran terhadap penyewaan Gedung atau tempat, sehingga tetap mendapatkan keuntungan yang di perkirakan.