Panji pun memilih jalan nonpolitik: pendidikan. Energinya ia habiskan di Al-Zaytun. Begitu besar hambatannya. Ia seperti terus menyimpan api di dalam sekam. Yang setiap tahun, menjelang penerimaan siswa baru, meletus ke atas permukaan.
Tapi ia jalan terus.
Kini, seperti ia katakan, perputaran uang di Al-Zaytun mencapai Rp 500 miliar setahun. Ia tetap fokus. Tidak mau masuk politik.
Bagaimana Zaytun bisa berkembang begitu cepat –meski belakangan kalah cepat dengan pesantren NU seperti Amantul Ummah di Pacet, Mojokerto dan Bina Insan Mulia di Cirebon?
Baca Juga:Giliran Kemenag Desak Pemberantasan Prostitusi di BatangInnalillahi, Satu Jemaah Haji Asal Demak Meninggal di Madinah
“Saya diajari pengusaha Tionghoa Robert Tantular,” ujarnya pada saya di dalam mobil itu.
Saya kenal Robert. Ia pemilik bank CIC yang agresif. Bank itu termasuk yang akhirnya dilikuidasi dan masuk BPPN.
Salah satu kiat yang diajarkan Robert adalah, katanya: pakailah back-to-back. Uang jangan dipakai. Masukkan deposito di bank. Pinjam uang dari bank untuk segala macam proyek. Jaminannya deposito itu.
Sejak itu uang Al-Zaytun selalu tersimpan utuh di bank. Sebelum CIC bermasalah, Panji sudah memindahkan uang Al-Zaytun ke bank pemerintah.
Setiap kali dapat penghasilan, uangnya ia masukkan ke bank. Didepositokan. Dijadikan back-to-backuntuk membangun apa saja. Kian tahun depositonya kian besar. Proyeknya pun kian besar. Maka sambil tertawa ia berseloroh, kalau saya ini Wahabi, inilah Wahabi yang menghalalkan bank.
Berapakah jumlah uang deposito Al-Zaytun di bank sekarang ini?
“Saya tidak tahu,” katanya tertawa kecil. Tentu itu bercanda. Tapi canda itu ada asbabun nuzul-nya: Panji melarang mengutak-atik deposito itu. Tidak boleh digunakan. Tidak boleh dicairkan. Bahkan, katanya, tidak boleh dilihat angkanya. Yang jelas uang di deposito itu terus bertambah.
“Saya selalu mengatakan baru akan mengizinkan membuka angka deposito itu setelah 25 tahun,” katanya.
Baca Juga:Harga Telur Melonjak, Ternyata ini Biang KeroknyaTak Bisa Atasi Prostitusi, Dewan Pertanyakan Kewibawaan Pemerintah Daerah
Dan deposito berumur 25 tahun itu jatuh pada tahun depan. (Dahlan Iskan)