Terdapat sebuah studi pada tahun 2018 di PLOS One bahwa ia menemukan kebiasaan terlalu banyak duduk berkaitan dengan perubahan pada bagian otan yang penting untuk memori atau daya ingat.mereka yang duduk paling lama mempunyai wilayah lobus temporal medial atau MTL yang lebih tipis. Adapun menurut para ahli, penipisan MTL mampu menjadi awal dari demensia dan penurunan kognitif.
3. Volume musik yang terlalu kencang
Kebiasaan yang bikin otak lemot salah satunya adalah volume suara musik yang terlalu kencang.
Mendengarkan musik menggunakan earphone dan dengan volume yang suaranya kecang atau bahkan hingga full tak hanya membuat iritasi pada gendang telinga, tetapi juga dapat merusak pendengaran secara permanen cukup dalam waktu 30 menit serta mampu memengaruhi fungsi otak menjadi lemot.
Baca Juga:Strategi Marketing Samsung Galaxy S23 Ultra Next Level! Tak Salah Pilih Suga BTS Sebagai Brand Ambassador!4 Strategi Marketing yang Sukses Bittersweet By Najla, Pelopor Dessert Box Nomor 1 di Indonesia
Batas maksimal dalam menggunakan volume suara yang direkomendasikan adalah sebaiknya tidak lebih dari 60 persen. Karena jika lebih dari itu dan kamu masih merasa tidak terasa kencang, ada baiknya kamu segera mengecek kesehatan pada telingan kamu ke dokter THT.
4. Kurang tidur
Dilansir dari laman WebMd, kurang tidur atau bahkan sering begadang, termasuk kebiasaan yang dapat membuat otak lemot. Tak hanya itu, kurang tidur juga mampu membuat kulit wajah terlihat lebih cepat tua karena kulit kehilangan elastisitasnya.
Suatu penelitian pada bulan Desember tahun 2018 yang berjudul Sleep dan dilansir Harvard Health Publishing menjelaskan bahwa keterampilan kognitif seperti memori, penalaran, serta pemecahan masalah akan turun jika seseorang kurang atau tidak memiliki waktu tidur yang cukup.
5. Rokok
Seseorang yang sering merokok secara berlebihan memiliki risiko yang besar dalam mengalami pengecilan pada otak serta dapat memengaruhi memori ataupun daya ingat sehingga cenderung membuat otak lemot. Karena kita daya ingat menurun, seseorang akan menjadi dua kali lipat lebih rentan untuk terkena penyakit demensia, termasuk penyakit Alzheimer.
Tidak hanya itu, akibat dari merokok juga mampu meningkatkan risiko terhadap penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, atau bahkan mengalami tekanan darah tinggi. (*)