2. Para biksu berasal dari beberapa Negara di Asia Tenggara
Para biksu saat menjalankan thudong di daerah Karawang. (instagram/youngbuddhi
Ada banthe dari Indonesia, itulah fakta menarik aksi thudong 32 biksu berikutnya. Ya, dari total keseluruhan biksu yaitu 32 orang, terdapat 2 orang biksu diantaranya dari Malaysia, 2 orang biksu dari Singapura, 2 orang biksu dari Indonesia, dan sisanya mayoritas biksu berasal dari Thailand.
Diketahui salah satu biksu yang berasal dari Indonesia bernama Wawan, yang bertugas sebagai translator bagi para biksu utuk berkomunikasi.
Baca Juga:Rekomendasi 10 Kuliner Wajib di Jogja, Yuk Jelajah Kota Istimewa Lewat Rasa5 Rekomendasi Ide Bisnis Makanan Beku Praktis di Zaman Serba Cepat
3. Tradisi thudong merupakan perjalanan religi
Fakta menarik aksi thudong 32 biksu selanjutnya yaitu perjalanan puluhan biksu dari Thailand ke Indonesia bukan tanpa sebab, melainkan sebagai perjalanan religi.
Para biksu berjalan ribuan kilometer dari satu titik ke titik yang lain untuk membangun rasa persaudaraan dan perdamaian antar umat beragama di dunia.
Tradisi thudong sendiri merupakan tradisi yang sudah dijalani sejak ratusan tahun lalu. Kalian mungkin pernah memiliki kenangan perjalanan spiritual semacam ini seperti disajikan dalam serial Kera Sakti. Ya, inilah salah satu fakta menarik aksi thudong 32 biksu.
Perjalanan para biksu dimulai dari sebuah Vihara di Provinsi Nakhon Sri Thammarat, Thailand pada 25 Maret dengan berjalan kaki hingga ke perbatasan Malaysia-Singapura. Kemudian menyebrang dengan kapal laut.
Kemudian mereka kembali berjalan kaki menuju perbatasan Singapura-Indonesia. Dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki di Batam.
Setelah di Batam, para bisku kemudian naik pesawat menuju Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Kemudian para biksu mulai berjalan kaki lagi dari Bandara Soekarno Hatta menuju ke arah Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga:8 Tips Liburan Akhir Pekan Anti Ribet5 Manfaat Hobi Mendaki Gunung yang Jarang Diketahui, Plus 4 Maknanya
Dalam setiap persinggahannya para biksu beristirahat di sebuah vihara pilihan yang dianggap sacral dan istimewa bagi kaum Buddhisme.
Selain itu para biksu juga singgah di beberapa tempat milik tokoh agama lain seperti pada saat di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat para biksu singgah dan menginap di sebuah pondok pesantren.
Dan pada saat tiba di Kota Pekalongan juga para biksu singgah dan menginap di salah satu tokoh muslim ternama, yakni Habib Lutfi.