KAJEN, Radarpekalongan.id – Belakangan ini para pembatik terus dilakukan uji kompetensi. Dengan begitu maka mampu meningkatkan kemampuan dalam menjalani profesi sehari hari.
Demikian disampaikan pengusaha batik Kabupaten Pekalongan, Sapuan disela sela uji kompetensi pembatik di kediamannya, Desa Tunjungsari, Kecamatam Siwalan.
“Selama ini membatik itukan pekerjaan kultural, artinya pekerja turun temurun belum teradministratif. Kemudian Pemerintah mengadakan sertifikasi itu supaya untuk menata bangsanya bahwa sertifikasi itu perlu,”terangnya.
Baca Juga:Implementasikan Kurikulum Merdeka, Siswa SMP NU Kajen Dikenalkan KewirausahaanSukses Terapkan Merdeka Belajar, Pemkab Pekalongan Bakal Terima Penghargaan
Melalui sertifikasi tersebut lanjut dia,ibarat anak SMK baru mendapatkan lulusan, mendapat ijazah mau untuk melamar kerja di sebuah perusahaan. Melalui sertifikat tersebut maka sebagai bukti memiliki kemampuan.
“Nah itu ada buktinya. Pengalaman saya kalau membatik itu bertahun tahun karena batik saya halus maka harus anak muda yang membuat. Nah resikonya anak muda nanti menikah kemudian banyak warga sini merantau ke Jakarta istrinya dibawa ke Jakarta. Kemudian sertifikasi dibawa dan itu sebagai bukti memiliki kemampuan, ” lanjutnya.
Diceritakan sebelumnya ada temannya seorang pembatik yang ada diluar kota, kemudian meminta dirinya mencarikan pembatik. Sehingga dengan adanya uji kompetensi maka anak tersebut pergi Jakarta membawa sertifikat sehingga gampang mencarikan pekerjaan.
Mudah mudahan nanti bagi mereka bisa menjadi motivasi bagi generasi generasi berikutnya. Bisa mengajari membatik dan karena LSP ini semacam ijazah sertifikat bukti bahwa keahlian mereka itu ternyata bisa digunakan untuk mencari pekerjaan, ” imbuhnya. (Yon)