Anak kecil tidak takut naik di atas kerbau di Sungai Brondong (Foto: Galang Firmansyah)
Anak-anak kala itu tampak bahagia angon kerbau di sawah. Usai asik bermain lumpur sembari angon kerbau, anak-anak ini pun mandi bareng kerbau di sungai. Ya pemandangan seperti itu sudah sulit didapat. Apalagi kerbau saat ini kian tergerus mesin traktor.
Tak ada lagi petani membajak sawahnya dengan kerbau. Kalau pun masih ada, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Sebagian besar petani sudah melakukan mekanisasi pertanian. Hewan kerbau digeser dengan mesin traktor.
Baca Juga:5 Amalan yang Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji, Yuk Kita Amalkan untuk Dapatkan Nilai Pahalanya, Ada yang Tanpa Perlu Rogoh KocekKunjungi Mapolsek Wonopringgo, Ini 2 Arahan Kapolres Pekalongan, Jaga Kondusivitas Tetap Aman
Padahal, membajak sawah dengan menggunakan kerbau akan membuat lingkungan tetap lestari. Di sisi lain juga untuk melestarikan budaya. Tidak menutup kemungkinan di kemudian hari, sudah tidak ada lagi petani yang membajak sawah dengan kerbau.
Membajak sawah menggunakan kerbau dan bajak tradisional ini diyakini akan mampu mempertahankan humus tanah dan menjaga kwalitas dari padi yang dihasilkan, tekstur lumpur pun lebih halus dan tidak tercemari oleh limpahan bahan bakar dan oli.
Keseruan anak-anak pedesaan di Desa Brondong, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan bermain kerbau di sungai ini diabadikan oleh jepretan kamera Galang Firmansyah, pelajar SMAN 1 Sragi. (had)