RADARPEKALONGAN.ID – Bulan Dzulqodah termasuk bulan haram, yakni bulan suci. Pada bulan suci semacam bulan ini dilarang keras melakukan tindak kejahatan dan maksiat. Pasalnya, dosanya akan lebih besar.
Ilustrasi di bulan Dzulqo’dah amal sholeh dilipatgandakan, demikian pun sebaliknya berbuat maksiat dosanya lebih besar (Foto: freepik.com)
Dzulqodah merupakan bulan ke-11 dalam kalender Hijriah atau penanggalan Islam. Dinamakan demikian karena mereka pada zaman dahulu para masyarakat Arab diam di tempatnya, haram bagi mereka untuk mengadakan peperangan dan tidak pula bepergian.
Baca Juga:6 Km Jalan Desa Simego Rusak Parah, Jalan Kali Asat di Puncak Pegunungan Petungkriyono, Ibu Hamil Bisa BrojoliMemasuki Tahun Politik 2023-2024, Sekda Pekalongan: Masyarakat Jangan Terkotak-kotak! Agar Pemilu Adem Ayem
Dzulqodah dalam Islam ternyata termasuk dalam bulan yang dimuliakan. Dikenal juga dengan nama bulan haram. Dimana bulan ini sekaligus jadi permulaan dari empat bulan yang dimuliakan dalam Islam, yakni Dzulhijjah, Muharam, Rajab dan tentu saja Dzulqa’dah. Untuk itu, Dzulqodah termasuk bulan haram.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Disebut dengan bulan haram karena pada bulan tersebut diharamkan maksiat dengan keras, begitu pula pembunuhan. Demikian kata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab beliau Taisir Al Karimir Rahman.
Makna Dzulqodah Termasuk Bulan Haram
Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:
- Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang jahiliyah pun meyakini demikian.
- Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36).
Mengenai empat bulan yang dimaksud disebutkan dalam hadits dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqodah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).