Lalu Rasulullah juga meminta pendapat dari kaum Anshor. Karena pada saat perang Badar, Rasulullah saw berada di luar wilayah Madinah.
Sedangkan isi perjanjian yang disepakati adalah kaum Anshor akan melindungi Rasulullah dan kaum Muslimin di negeri mereka.
Rasulullah tidak ingin memberatkan mereka diluar baiat dan perjanjian yang telah disepakati.
Saad bin Muaz sebagai pimpinan kaum Anshor berkata:
Baca Juga:Penyebab Terjadinya Perang Badar pada Tahun ke-2 HijriahCek Harga City Car Mini 250 CC Cuma Rp 20 Jutaan, Mobil Imut yang Bikin Heboh
“Sungguh engkau ingin tetap berada dalam ikatan perjanjianmu, lalu Allah memerintahkanmu untuk di luar janjimu. Maka lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu. Sungguh, kami telah beriman, percaya, dan bersaksi bahwa ajaran yang engkau bawa adalah benar. Kami telah menyatakan ikrar dengan penuh ketaatan.
Wahai Rasulullah, janganlah engkau khawatir kalau kaum Anshor hanya akan menolongmu di negeri mereka. Saya atas nama kaum Anshor berkata, berjihadlah wahai Rasulullah sesuai kehendakmu. Sambunglah tali persaudaraan atau putuskan ia sesuai kehendakmu. Berdamailah atau musuhilah siapa saja yang engkau kehendaki. Ambillah harta-harta kami sesuka hatimu, harta yang engkau ambil itu jauh lebih kami cintai daripada yang engkau tinggalkan. Apa saja yang engkau perintahkan, maka kami senantiasa mengikuti perintahmu. Lakukanlah wahai Rasulullah sesuai kehendakmu, kami tetap bersamamu…”
Sambutan hangat sahabat-sahabat nabi ini membuat wajah Rasulullah berseri-seri dan bergembira. Kemudian beliau bersabda:
“Berangkatlah dengan berkah dari Allah dan bergembiralah! Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku untuk berhadapan dengan salah satu kumpulan ini (kafilah dagang ataupun sekelompok pasukan). Demi Allah, aku melihat kekalahan pada pasukan musuh.” (Dalail an-Nubuwwah 3/107).
Wallahua’lam…
Dari kisah di atas, semoga kita mendapatkan keberkahan para sahabat nabi yang mulia. Menjadikan kita orang-orang yang selalu patuh akan perintah Allah swt dan Rasulullah saw, serta pemimpin umat selama perintahnya tidak menentang syariat.
Keimanan yang diperlihatkan sahabat-sahabat nabi, juga patut kita jadikan tauladan. Bagaimana tidak ada keraguan sedikitpun untuk mendukung semua langkah yang akan diambil Nabi Muhammad dalam memperjuangkan agama Allah.(*)