Kedua, teman yang sombong juga tidak disukai karena kebanyakan apa yang diomongkan berbeda dengan kenyataan. “Ngomong gede, giliran diminta tolong anu anu ini itu. Ngedebus!”
Ketiga, budaya orang Indonesia itu menyukai sosok yang humble, rendah hati, down to eart. Masyarakat kita itu mudah jatuh cinta pada orang pintar atau orang besar yang sikapnya rendah hati, tawadhu. Sebaliknya, alergi dengan mereka yang sombong, meskipun orangnya mungkin pintar atau kaya. Karakter kolektif ini masih sepaket dengan kecenderungan masyarakat kita yang mudah iba dengan orang-orang yang didzalimi.
Ya begitulah, apa gunanya sombong dan melangit, toh kelak mati jasad kita terbukur 3 meter di bawah kaki. Bumi sudah semakin panas karena pemanasan global, jangan menambah panas dengan kesombongan. Apalagi sombong itu haknya Tuhan, makhluk tak berhak. Makanya, menyombongi orang sombong dinilai sedekah, begitu kata Nabi Saw.
Baca Juga:[PUISI] Warna Warni HujanPeringkat 64 di Indonesia, Tingkat Kerawanan Pemilu di Kendal Wajib Diantisipasi Bersama
3. Teman yang Tak Bisa Dipercaya
“Cukup sekali aku berhubungan sama dia. Kapok, orangnya nggak amanah, nggak bisa dipercaya.” Ungkapan semacam ini bisa menjelaskan kenapa tipe teman yang kata dan lakunya tidak bisa dipercaya itu umumnya dijauhi. Sebab yang ada kita yang rugi, sementara si dia malah menyalahgunakan kepercayaan untuk kepentingan dirinya sendiri.
Teman yang suka lupa bayar hutang tentu saja menyebalkan. Tetapi teman yang tidak memegang amanah, tidak bisa dipercaya, itu jauh lebih membahayakan. So, ini memang tipe teman yang harus dijauhi.
Dalam pertemanan, kepercayaan adalah kunci penting. (freepik)
Sebab bukan saja uang kita berpotensi hangus, melainkan juga reputasi kita bisa rusak ketika itu menyangkut bisnis dengan orang ketiga misalnya.
Makanya, sekali kita pernah dirugikan oleh tipe teman model ini, besar kemungkinan kita akan kapok berhubungan lagi dengan dia. Maka pilihannya lebih baik menjauh, daripada dekat nanti dicawe-cawe dan kita ketipu lagi kan?
Nah, kalau tipe teman yang pertama dan kedua sering dikategorikan sebagai karakter personal, teman yang tidak bisa dipercaya ini biasanya dikaitkan dengan integritas, rekam jejak atau track record. Makanya ketika seseorang mau memilih seseorang untuk sebuah jabatan atau mau merinitis kerjasama bisnis dengan seseorang, maka yang pertama ditanyakan adalah track record -nya seperti apa? Bisa dipercaya nggak, ada catatan buruk atau blcklist nggak.