RADARPEKALONGAN.ID – Sejarah mencatat kejayaan peradaban besar tidak kekal, melainkan akan sirna, termasuk Nauru sebuah negara yang hancur ditelan kejayaan.
Mungkin kita juga mengenal beberapa peradaban besar seperti peradaban Yunani kuno yang memiliki sumbangsih besar terhadap lahirnya filsuf-filsuf yang menjadi pondasi dalam berkembangnya ilmu pengetahuan.
Peradaban Mesir (Freepik)
Sebut saja peradaban yang dibangun oleh Raja Fir’aun di Mesir, beberapa artefak seperti kuil penyembahan dewa matahari, patung spinix yang besar hingga ikon mesir yang terkenal yaitu piramida.
Baca Juga:6 Referensi Batik Couple untuk Nikahan yang Cakep, Elegan dan ModernRekomendasi Baju Couple bareng Doimu, Dijamin Memancarkan Aura Kompak dan Romantis
Kemudian juga peradaban Romawi dan Persia, Peradaban Islam, Kebangkitan Eropa dan masih banyak lagi.
Kejayaan peradaban peradaban besar itu tidak kekal berada dalam masa kejayaan. Bahkan berakhir sirna, hanya tinggal sejarah serta peninggalan atau artefaknya saja.
Sejarah Nauru Sebuah Negara Yang Hancur ditelan kejayaan
Peta Nauru (Twitter/@Smartcall)
Artikel ini akan mengulas kisah Nauru sebuah negara yang hancur ditelan kejayaan. Nauru sebuah negara kecil dengan jumlah penduduk kurang lebih 10.000 jiwa dalam sebuah pulau yang tak disangka menyaingi negara negara yang memliki pendapatan perkapita yang besar.
Negara Nauru yang tiba-tiba makmur pada tahun 1960 an sampai 1980 an. Dimulai dari datangnya perusahaan konsorsium Jerman dan Inggris yang melakukan penambangan terhadap kekayaan alam berupa fosfat yang bersal dari fosil burung yang berusia ribuan tahun.
Kegunaan fosfat sendiri sebagai pupuk alami yang mampu menyuburkan tanaman. Dampaknya dari sumber daya fosfat itu kondisi ekonomi masyarakat meningkat pesat.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadikan gaya hidupnya juga meningkat. Bahkan karena saking kaya nya.
Baca Juga:Referensi Outfit Nikahan Batik, Tampil Simple dan Stylish dengan Biaya Murah5 Rekomendasi Kemeja Batik Anak Paling Imut dan Terbaru 2023
Mereka banyak yang meninggalkan pekerjaannya, banyak yang menghabiskan waktunya melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berlibur, mengimpor mobil mewah, banyak mengkonsumsi makanan tidak sehat, merokok, minuman keras dan tidak ada hari tanpa pesta pora.
Bahkan salah satu penduduknya dari wawancara yang dilakukan oleh BBC. “Dollar ibaratnya seperti kertas toilet yang dengan mudah dibuang begitu saja”.
Namun hal ini tidak berlangsung lama, hingga awal tahun 1990 an sumber daya unggulan fosfat semakin menipis dan berakhir dengan bangkrutnya negara Nauru. Ini disebabkan Nauru tak mampu membiayai penyelenggaraan negaranya yang banyak melakukan pinjaman ke luar negeri dikarenakan sumber daya unggulannya tidak menghasilkan lagi.