RADARPEKALONGAN.ID – Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi penyumbang kematian yang tinggi di Indonesia. Karena itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi program USAID Mentari TB yang telah berperan dalam gerakan eliminasi TBC di Indonesia, baik pencegahan maupun penanganan.
Hal itu terungkap saat kegiatan puncak peringatan Hari Tuberkulois Sedunia (HTBS) 2023, Rabu (21/6/2023), di Auditorium RS Islam Muhammadiyah Kendal. Dalam momentum ini, Muhammadiyah melalui program USAID Mentari TB juga melaunching perluasan pelibatan 4 RS Muhammadiyah.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono, Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah HM Agus Samsudin, Direktur Kantor Kesehatan Usaid Indonesia, dr Enilda Martin, serta Bupati Kendal Dico M Ganinduto.
Baca Juga:Polres Dorong Penguatan Poskamling di Kendal Demi Kawal Pemilu 2024 yang Sukses dan KondusifMaraton, Bupati Dico Serahkan Hibah Guru Agama Non Formal di 6 Kecamatan dalam 2 Hari
Peringatan HTBS ini menjadi agenda tahunan yang penting dalam ikhtiar gerakan eliminasi TB. Kegiatan ini juga sekaligus membangun kesadaran berbagai pihak terhadap permasalahan penyakit TB yang dianggap memiliki dampak besar bagi masalah kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
Puncak peringatan HTBS nasional di RSI Kendal
Wamenkes RI, Dante Saksono Harbuwono mengatakan, penyakit tuberkulosis TBC di Indonesia menempati peringkat ketiga dunia setelah India dan Cina. Jumlah kasusnya di Indonesia setiap tahun mencapai 824 ribu, dengan angka kematian sebesar 93 ribu per tahun. Hal ini setara dengan 11 kematian per jam.
“Tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat menular melalui udara, penyakit ini juga bersembunya di masyarakat dan sulit terdeteksi. Bagi immune kebal bakteri akan diam di dalam tubuh, namun ketika immune lemah Tuberkulosis baru menimbulkan gejala. Maka dari itu penguatan immune menjadi esensial di tengah masyarakat,” jelas Dante Saksono Harbuwono.
Menurut Wamenkes, angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 85%. Sementara angka keberhasilan pengobatan TBC resisten obat di Indonesia tahun 2022 secara umum keberhasilannya 55%.
Pemerintah karenanya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas gerakan yang dibangun Muhammadiyah melalui program Usaid Mentari TB dalam aksi pencegahan penularan, pengurangan stigma, penemuan kasus pendampingan pasien guna penyembuhan pasien pada Tuberkulosis secara benar dan efektif.