Bawaslu, Kesbangpol Batang, FKUB dan stakeholder lainnya mendeklarasikan Pemilu damai, Februari 2023. (Radar Pekalongan/Novia Rochmawati)
Isu strategis kedua berkaitan dengan mewabahnya hoaks dan isu Sara di media sosial. Agung mengakui, di era informasi seperti sekarang ini, kemunculan hoaks memang tidak bisa dibendung, namun bisa diminimalisir persebarannya dan risiko dampaknya.
“Media sosial ini ibarat dua sisi mata uang, bisa jadi kekuatan positif yang dahsyat, tetapi juga bisa menjelma bencana jika tak digunakan dengan bijak. Satu berita bohong bisa dengan mudah tersebar dengan dampak yang tak bisa dikontrol. Maka penting untuk membiasakan cek and ricek, tak malu bertanya jika tak tahu, tak ikut menyebar jika belum tentu benar,” pesannya.
Baca Juga:Indonesia Masih Peringat 3 TBC Dunia, Program USAID Mentari TB Diapresiasi Wamenkes RIPolres Dorong Penguatan Poskamling di Kendal Demi Kawal Pemilu 2024 yang Sukses dan Kondusif
Isu strategis Pemilu 2024 berikutnya adalah terkait beban kerja penyelenggara Pemilu yang meningkat sebagai dampak dari kesentarakan penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2024. Potensi beban kerja yang menumpuk ini bisa menjadi permasalahan serius jika tak diantisipasi dengan baik.
“Kami rasa sudah banyak pihak yang mengingatkan ini. Ya kita sudah belajar dari Pemilu 2019, bagaimana lelahnya penyelenggara Pemilu di tingkat bawah, yang adhock itu, seperti PPS dan KPPS serta pengawasnya. Karena mereka bekerja maraton mungkin sejak H-2 lalu lembur di hari H, potensi kumulasi kelelahan tentu harus kita waspadai dan antisipasi bersama,” ujarnya.
Isu strategis Pemilu 2024 yang terakhir berkaitan dengan potensi praktik politik uang yang disebutnya menjadi fenomena politik yang tidak mudah ditangani dan diantisipasi.
“Ini seperti kotak pandora, maka kita tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak, karena bisa jadi mata rantainya memang kompleks. Maka yang dibutuhkan adalah komitmen dan keberanian untuk memulai Pemilu tanpa politik uang. Berat memang, tetapi harus ada yang memulai, sehingga ini tak menjadi mata rantai yang sulit diputus,” ujar Agung.
Pemilu yang Bermartabat
Berbagai isu strategis Pemilu 2024 tersebut menurut Agung bisa menghalangi upaya untuk mewujudkan Pemilu yang bermartabat. Karena itu, tidak hanya penyelenggara Pemilu yang dituntut bekerja ekstra, karena sumberdaya mereka terbatas, melainkan juga kesadaran partisipatif semua guna ikut mewujudkan Pemilu bermartabat.