RADARPEKALONGAN.ID – Perlu untuk belajar keikhlasan dari Nabi Ibrahim as. Karena terkadang dalam kehidupan sehari-hari banyak orang melakukan aktivitas amal ibadah bukan karena Allah SWT.
Mungkin kebanyakan dari manusia melakukan sesuatu hanya didorong untuk mendapatkan imbalan. Baik imbalan berupa materi berupa kekayaan atau non materi seperti harga diri atau status sosial.
Akhirnya melakukan kebaikan karena hitung hitungan materi atau sekadar ingin mendapatkan pujian.
Baca Juga:Rekomendasi Motor Gede untuk Rider PemulaRekomendasi Tas Kerja Pria Terbaik 2023 yang Cocok Buat ke Kantor
Namun kita juga tak jarang melihat banyak orang melakukan kebaikan tanpa mempedulikan penghargaan dari orang lain.
Belajar ikhlas. (Image by jcomp)
Banyak mungkin di luar sana, orang orang yang tulus ikhlas berusaha membantu sesama atau memperjuangkan suatu kebaikan tanpa terlalu berharap akan mendapatkan balasan dari orang lain.
Hal ini terkadang menjadi suatu yang langka di tengah masyarakat yang mengharapkan pamrih. Bahkan kebanyakan orang berfikir tidak ada kebaikan tanpa ada imbalan.
Padahal Allah SWT menyampaikan firmanNya dalam Surat An Nisa’ ayat 146 bahwa orang yang tulus mengerjakan perintah agama karena Allah SWT. Allah SWT akan memberikan pahala yang besar.
Arti Keikhlasan
Secara bahasa, ikhlas artinya bersih hati, tulus hati. Sedangkan keikhlasan berarti ketulusan hati, kejujuran, kerelaan.
Sekilas Kisah Keikhlasan dari Nabi Ibrahim as
Nabi Ibrahim adalah salah satu contoh manusia yang ikhlas. Dalam sejarah beliau memang orang yang luar biasa dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Apa yang diperintahkan Allah SWT, beliau tidak pernah enggan dalam menjalankannya.
Baca Juga:Memetik Pelajaran dari Sebuah Pohon, Menjadi Inspirasi Meningkatkan Kualitas DiriRekomendasi Celana untuk Harian yang Wajib Pria Miliki
Keikhlasan dari Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah SWT menjadikan beliau termasuk orang yang disayang Allah SWT.
Beliau berani menyampaikan argumentasinya kepada ayahandanya yang menyembah berhala dibandingkan menyembah Allah SWT. Kisahnya dibadikan dalam Surat Al An’aam ayat 74.
Beliau juga ikhlas mengorbankan putra semata wayangnya saat itu untuk dikorbankan. Walaupun ini semua bertujuan untuk menguji keimanan kepada Allah SWT.
Bahkan beliau juga diuji ketika pada suatu waktu, Istri beliau bernama Sarah, meminta agar Hajar dan Ismail meninggalkan rumah mereka.
Sebenarnya hati Nabi Ibrahim tidak tega dan sangat sayang sama Ismail. Tetapi kembali Allah SWT mengabulkan permintaan Sarah. Sehingga Nabi Ibrahim harus berpisah dengan Ismail dan Hajar.