RADARPEKALONGAN.ID – Peristiwa penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Nabi Ibrahim, merupakan peristiwa akbar. Ada hikmah dari Kisah Nabi Ismail yang rela untuk dikorbankan oleh Nabi Ibrahim.
Disitulah bukti ketajaman logika, ketinggian cita rasa dan keberanian bertindak menyatu dalam diri Nabi Ibrahim maupun Ismail sehingga mampu menempatkan ketaatan kepada Allah SWT di atas segalanya.
Peristiwa yang begitu dramatis dan luar biasa, mengorbankan putra yang paling dicintai bagi sang ayah dan mengorbankan dirinya sendiri bagi sang putra.
Baca Juga:Belajar Keikhlasan dari Nabi IbrahimRekomendasi Motor Gede untuk Rider Pemula
Allah SWT menjadikan peristiwa itu abadi dalam hari raya idul qurban yang diperingati hingga sekarang dengan harapan agar umat Islam bisa meneladaninya.
Mengambil hikmah dari kisah Nabi Ismail yang rela untuk dikorbankan (Image by YusufSangdes)
Artikel ini akan mengambil hikmah di balik kisah Nabi Ismail yang rela untuk dikorbankan.
Sungguh sikap Ismail memiliki pengaruh besar bagi Nabi Ibrahim untuk merealisasikan perintah dalam mimpinya.
Allah SWT memuji Ismail sebagai orang yang sabar diabadikan dalam surat Al Anbiya ayat 21.
Kisah Nabi Ismail yang rela untuk dikorbankan
Ismail adalah putra pertama Nabi Ibrahim dari istri keduanya, Hajar. Ismail lahir ketika usia Ibrahim sudah tua (86 tahun). Sebelumnya Ibrahim telah beristrikan Sarah, namun belum dikaruniai anak.
Ibrahim berdo’a agar dikaruniai anak yang shaleh. Kelahiran Ismail, membuat Sarah cemburu, sehingga Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke pegunungan Farah yaitu di Mekkah atas perintah Allah SWT.
Baca Juga:Rekomendasi Tas Kerja Pria Terbaik 2023 yang Cocok Buat ke KantorMemetik Pelajaran dari Sebuah Pohon, Menjadi Inspirasi Meningkatkan Kualitas Diri
Ilustrasi lembah Mekkah dari Kisah Nabi Ismail yang rela untuk dikorbankan (Image by wirestock)
Di tanah lembah mekkah yang kosong, tidak ada tanaman, tidak ada sumber air dan penghuni. Ibrahim lantas berdoa agar mereka tetap diberi kemudahan riski dan selalu bersyukur.
Setelah ditinggal Ibrahim, karena air yang dibawa habis. Hajar lantas mendaki bukit shafa, namun tidak mendapati siapapun.
Dia turun, berlari dan mendaki bukit marwa, namun tidak mendapati apa apa. Sampai tujuh kali hajar bolak balik.
Allah SWT akhirnya memberikan pertolongan dengan memancarkan mata air zam zam sehingga selamat Hajar dan Ismail.