Tujuan Hidup yang Berbeda
Mungkin kamu berdua memiliki tujuan jangka panjang yang berbeda untuk masa depan. Jika kamu belum meluangkan waktu untuk membahas hal ini, akan sangat menjengkelkan mengetahui bahwa impian dan tujuan pasanganmu berbeda darimu.
Misalnya, kamu mungkin ingin terus berambisi mengejar karir di kota selama lima tahun lagi. Sementara itu, pasanganmu siap untuk menetap tahun depan dan memulai sebuah keluarga di pinggiran kota.
Ketika kamu tidak dapat berkompromi atau dengan senang hati mengejar satu jalan, hubunganmu akan menderita.
Baca Juga:3 Contoh Kurangnya Kepercayaan yang Menyebabkan Hubunganmu Gagal7 Cara Berhenti Sabotase Diri dalam Hubungan, Jaga Harmoni dengan Pasangan
Memiliki tujuan yang berbeda tidak selalu berarti hubunganmu hancur. Misalnya, mungkin tujuanmu dapat memengaruhi orang yang bersamamu.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam The Journals of Gerontology menyelidiki saling ketergantungan tujuan dalam pasangan. Penelitian, yang melibatkan 450 pasangan, menemukan bahwa pasangan dalam jangka panjang memang saling mempengaruhi dalam hal tujuan. Ini bisa menjadi mekanisme yang membuat hubungan lebih stabil.
Namun, jangan mengandalkan mempengaruhi orang lain sebagai solusi. Jika salah satu darimu menginginkan anak dan yang lain sama sekali tidak, atau salah satu darimu ingin hidup sebagai pengembara digital dan yang lain ingin tetap berada di lingkungan masa kecilnya sampai mereka tua dan beruban, ini tidak cocok. Pertandingan yang lebih baik mungkin tersedia untukmu.
Tidak Cukup Seks dan Keintiman
Masalah dengan seks dan keintiman juga bisa menjadi alasan mengapa suatu hubungan tidak berhasil. Oksitosin terkadang disebut “hormon cinta” atau “bahan kimia pelukan”. Tubuhmu memproduksi hormon oksitosin saat kita berpelukan, menyentuh, mencium, dan menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. Peningkatan oksitosin juga dikaitkan dengan penurunan tingkat stres dan perasaan bahagia.
Ketika pasangan tidak banyak bersentuhan, dan kurangnya sentuhan diperparah dengan berkomunikasi dengan gaya yang tidak intim dan dekat, hubungan seringkali memburuk.
Ketika pasanganmu tidak tertarik pada seks, terkadang hubungan menjadi tegang. Ketidakcocokan hasrat seksual dapat mengikis suatu hubungan bersama dengan faktor-faktor lain dan pada akhirnya berkontribusi pada perpecahan.
Seks sangat penting untuk hubungan. Menurut penelitian terbaru, rata-rata orang dewasa berhubungan seks seminggu sekali. Ada banyak manfaat berhubungan seks lebih sering. Ini termasuk manfaat emosional, psikologis, dan fisik.