Hanya 3 Elemen Kunci Hubungan yang Sehat, Sudahkah Kamu Tahu?

Elemen kunci hubungan yang sehat
Elemen kunci hubungan yang sehat. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Sue Johnson, psikolog klinis dan pencipta EFT (Emotional Focused Therapy) untuk pasangan, telah menemukan tiga elemen kunci hubungan yang sehat yang harus dimiliki sebuah hubungan agar benar-benar berkualitas.

Dia mencatat bahwa ketika pasangan berdebat satu sama lain, dan itu adalah argumen yang berapi-api, ini bukan tentang piring, sampah, atau bahkan uang, seperti yang dipikirkan banyak pasangan.

Ketika hubungan tidak aman dan pasangan merasa terputus satu sama lain, konten apa pun menjadi alasan yang dapat dibenarkan untuk bertengkar. Kontennya, bagaimanapun, bukan tentang pertempuran. Apa yang sebenarnya mereka perdebatkan adalah pertanyaan kunci “apakah kamu ada untukku?”

Pasangan saling bertanya, “Apakah kamu ada untuk saya?”

Baca Juga:Kamu Bisa Menjadi Pasangan yang Supportive Melalui 4 Cara IniMenjadi Pasangan yang Lebih Baik, Ini 4 Caranya!

Johnson menawarkan pasangan sebuah peta jalan untuk mengamankan hubungan melalui EFT untuk membantu mereka menjawab pertanyaan sulit “apakah kamu ada untukku?”

Dia mencantumkan tiga faktor yang harus dimiliki untuk menjawab “ya” untuk pertanyaan kunci itu dan membuatnya mudah diingat dengan akronim A.R.E. Elemen kunci hubungan yang sehat adalah: aksesibilitas (accessibility), daya tanggap (responsiveness), dan keterlibatan emosionl (emotional engagement).

Jika kamu ingin meningkatkan hubunganmu, mulailah berfokus pada peningkatan A.R.E. sebagai elemen kunci hubungan yang sehat.

3 Elemen Kunci Hubungan yang Sehat

Aksesibilitas

Elemen kunci hubungan yang sehat di urutan pertama adalah aksesibilitas.

Orang perlu merasa seolah-olah pasangan mereka dapat diakses oleh mereka, dan pasangan mereka harus dapat diakses. Untuk meningkatkan aksesibilitas dalam hubunganmu, perhatikan pasanganmu dan peka apakah mereka tampak berusaha menghubungimu.

Seringkali sulit untuk memperpanjang cabang zaitun saat dipotong, jadi pasanganmu mungkin mencoba menghubungi dirimu setelah pertengkaran tetapi dengan cara yang lembut.

Cobalah untuk terbuka padanya, itulah elemen kunci hubungan yang sehat.

Penting juga untuk tersedia hanya untuk mendengarkan. Seringkali orang hanya ingin pasangannya mendengarkan mereka, dan mereka mendambakan empati, tetapi mereka puas dengan solusi yang tidak mereka inginkan. Kamu dapat meningkatkan aksesibilitas dirimu hanya dengan mendengarkan dan memvalidasi perasaan pasanganmu. Itu selalu terasa menyenangkan untuk divalidasi.

0 Komentar