RADARPEKALONGAN.ID – Seiring dengan perkembangan dunia digital, pembayaran transaksi dengan sistem nontunai menggunakan berbagai platform semakin ramai.
Pembayaran nontunai menawarkan beragam kemudahan. Selain itu, makin banyak toko atau penjual yang menyediakan pembayaran secara nontunai. Hal ini juga bisa memicu perilaku konsumtif masyarakat. Maka dari itu, kita harus bijak dalam mengelola keuangan agar tidak ‘tekor’. Dalam artikel ini akan kita ulas cara mengatasi perilaku konsumtif di era transaksi nontunai agar tidak tekor.
Transaksi penjualan dengan uang elektronik saat ini makin banyak. Seperti platform Tiktok, OVO, Gopay, Shopee, Kredivo, Akulaku, Dana dan lain-lain.
Transaksi non tunai (Image by upklyak)
Baca Juga:Rekomendasi 10 Daster Kesayangan Mama yang Bikin Papa Makin Cinta MatiObral! Harga Hanya 30 Ribuan Saja, Daster Kekinian Termurah dan Terlaris 2023
Dari mulai membeli makanan, pakaian, membayar tagihan listrik dan air baik online atau offline menggunakan transaksi nontunai.
Masyarakat bergeser gaya hidup dari tunai pindah transaksi nontunai. Nyatanya sangat diminati karena praktis, hanya perlu handphone atau kartu. Tanpa perlu mengatongi uang dalam jumlah banyak.
Banyak keuntungan yang didapatkan dari transaksi nontunai seperti cashback, potongan harga, kupon berhadiah, rejeki nomplok yang sangat jarang ditemukan pada transaksi tunai.
Perilaku boros di tengah maraknya transaksi nontunai
Disisi lain, fenomena tingginya masyarakat terhadap transaksi nontunai memantik untuk berperilaku boros.
Hasil survey dari Lembaga Survey Center fo Middle Class Consumer Studies yang bertajuk Indonesia Middle Class Bangking Consumer : “Getting Cashless and Mobile” menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen kelas menengah yang membeli dengan transaksi nontunai, maka semakin besar pula kecenderungan mereka membelanjakan uangnya lebih banyak lagi.
Ancaman perilaku boros (Freepik)
Sayangnya, pembelian dengan transaksi secara nontunai itu dilakukan untuk barang atau konsumsi yang tidak dibutuhkan. Hanya membeli barang yang viral di Tiktok, Shoppe, Lazada dan lain lain.
Akhirnya perilaku konsumtif ini tidak terkendali menyebabkan berperilaku boros.
Survey Center for Middle-Class Consumer Studies menjelaskan salah satu alasan kenapa orang lebih mudah membelanjakan uang elektroniknya karena ketika belanja dengan uang digital.
Baca Juga:Bagian Ternikmat Hewan Kurban saat Idul Adha, Jangan Sampai Kelewat!Maraknya Korupsi dan Upaya Membentengi Diri
Maka akan mengalami pengurangan pain of paying. Artinya hilangnya rasa kehilangan uang yang awalnya dimiliki kemudian berpindah ke orang lain.