Setelah Salat Id dilaksanakan, komunitas muslim di sana membagikan satu bungkus makanan ringan dan donat gratis kepada seluruh jemaah. Hal itu menurutnya sedikit mengobati rasa rindu dengan suasana lebaran di Tanah Air.
“Meskipun saya tidak bisa melihat proses penyembelihan hewan kurban karena penyembelihan di sini dilakukan terpusat. Saya juga tidak bisa merasakan berkumpul bersama keluarga untuk makan sate,” tulisnya.
Merayakan Idul Adha di Luar Negeri Membuat Farah Bisa Lebih Memaknai Arti Hari Raya Idul Adha
Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan, Farah Farhat bersama komunitas Muslim di Philadelphia, Amerika Serikat dalam momentum Idul Adha.(foto/istimewa)
Baca Juga:Komisi C DPRD Kota Pekalongan Pertanyakan Teknis Pemusnahan Obat Tahun 2022BI Tegal Gandeng 3 Perguruan Tinggi untuk Sosialisasikan Transaksi Digital dan QRIS Lewat KKN
Perayaan hari kedua di Al-Aqsha Society dilaksanakan pada 29 Juni 2023 dengan menggelar Eid Al-Adha Festival. Farah bersama rekannya yang beragama Hindu datang ke festival tersebut.
Ada beberapa stand pakaian muslim, makanan, dan tempat bermain untuk anak-anak. Bertemu komunitas muslim yang ramah, dirasakannya dapat sedikit mengobati rindu saya dengan kampung halaman.
Merayakan Idul Adha di luar negeri menurutnya dapat memberikan kesan tersendiri dan membuat dia lebih bisa memaknai lebih dalam arti Hari Raya Idul Adha.
“Rasa syukur itu semakin bertambah karena saya pribadi dapat merayakan Hari Raya di Philadelphia, sebuah kota di Negara Bagian Pennsylvania Amerika Serikat yang memiliki julukan “The City of Brotherly Love” atau kota cinta persaudaraan. Sang pendirinya yaitu William Penn memberikan nama itu atas dasar toleransi dan optimisme menjadikan Philadelphia sebagai kota keberagaman agama di mana tidak ada kelompok manapun yang dapat dipersekusi,” tutupnya.(nul)