RADARPEKALONGAN.ID – Jauh sebelum negara Indonesia berdiri, masyarakat Indonesia telah hidup di atas keragaman. Ada upaya membangun negara bangsa Indonesia di tengah masyarakat multikultural.
Indonesia terdapat 1.340 suku bangsa. Sedikitnya ada 6 agama dari Islam, Hindu, Budha, Katholik, Kristen, Protestan, Kong Hu Cu. Bahkan Penghayat Kepercayaan diakui sebagia bagian dari keyakinan masyarakat.
Berbeda Suku (Image by jcomp)
Dalam perjalanan membangun negara bangsa Indonesia, masing masing kelompok memainkan peranannya dalam membangun kebudayaan Indonesia.
Baca Juga:Mengambil Makna Sejarah Proklamasi Kemerdekaan IndonesiaPerlunya Membangun Kecintaan terhadap NKRI sebagai Upaya mengisi Kemerdekaan
Perlawanan terhadap penjajahan dilakukan oleh lintas agama dan lintas bangsa. Banyak pahlawan nasional dengan latar belakang Islam namun tidak sedikit yang beragama Kristen, Hindu dan Budha.
Kelahiran Pancasila
Soekarno Berpidato (Twitter/@mazzini_gsp)
Kelahiran Pancasila sebagai upaya membangun negara bangsa Indonesia ditengah masyarakat multikultural. Sejarahnya tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 berlangsung siding BPUPK I.
Agenda utama merumuskan konsep dasar negara sebagai perangkat utama dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya diksi “Pancasila” diperkenalkan secara formal dalam pidato disampaikan oleh Soekarno. Pancasila Versi Soekarno meliputi :
1) Nasionalisme
2) Internasionalisme (Peri kemanusiaan)
3) Mufakat (Demokrasi)
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
Menurut Soekarno,”Pancasila” menurutnya dapat dirangkum menjadi trisila : 1) Sosio-Demokrasi. 2) Sosio-Nasionalisme. 3)Ke-Tuhanan.
Dan dapat dirangkum lagi menjadi ekasila : Gotong royong. Ini artinya “Pancasila” menurut soekarno esensinya semangat gotong royong atau kekeluargaan.
Sidang BPUPK I (Twitter/@idwiki)
Namun sidang BPUPK I ini berarkhir Deadlock. Dikarenakan tidak adanya kesepakatan terhadap tawaran “Pancasila” versi Soekarno.
Baca Juga:Meneladani Kedermawanan Nabi Muhammad SAW Lewat “Kisah 8 Dirham”Menghidupkan Semangat Dedikasi untuk mengisi Kemerdekaan Indonesia
Deadlock dipicu oleh perbedaan cara pandang terhadap negara antara kelompok Islamisme dengan nasionalisme.
Kelompok Islamisme menghendaki Islam sebagai dasar negara dan agama resmi negara. Sedangkan kelompok kebangsaan nasional menghendaki adanya pemisahan antara politik dengan agama.
Setelah mengalami deadlock, Soekarno memprakarsai membentuk panitia kecil untuk merumuskan dasar negara tujuannya agar menemui titik temu.
Panitia kecil berjumlah 9 orang yang terdiri dari 4 orang mewakili kelompok Islam : H Agus Salim, Abikoesno Tjokrosoejoso, KH Wahid Hasyim, Abdoel Kahar Moezakir.
Dan 5 orang mewakili kelompok nasional : Soekarno, Hatta, Achmad Soebardjo, Yamin, dan AA Maramis dari kelompok beragama Kristen.