Terlalu percaya diri pada kemampuan kita sendiri adalah sesuatu yang terjadi pada setiap orang sesekali. Kamu mungkin melebih-lebihkan kemampuanmu untuk menyelesaikan proyek pada tanggal tertentu, hanya untuk kehabisan waktu sebelum proyek jatuh tempo. Hal baiknya adalah kepercayaan diri seperti itu sering mengoreksi diri sendiri.
Hanya beberapa contoh menyerahkan pekerjaan yang terlambat atau buruk mungkin cukup untuk membuatmu menganggap serius keterampilan manajemen waktumu. Lain kali sebuah proyek jatuh tempo, kamu lebih mungkin mengatur waktumu dengan bijak dan lebih realistis tentang berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Ketika terlalu percaya diri ini menjadi kebiasaan, konsekuensi yang lebih serius dan seringkali bertahan lama dapat mengikuti.
Baca Juga:6 Tips Memancarkan Kepercayaan Diri, Cara Agar Kamu Terlihat KompetenMiliki Gestur yang Lebih Percaya Diri, Ini 12 Caranya
Alasan
Sejumlah faktor yang berbeda dapat berkontribusi terhadap terlalu percaya diri. Asuhan, budaya, kepribadian, dan pengalaman masa lalu semuanya dapat berperan dalam membentuk bagaimana perasaan diri seseorang berkembang.
Kita semua pada dasarnya adalah pusat alam semesta kita sendiri, jadi tidak mengherankan jika persepsi, pengalaman, pikiran, kebutuhan, dan keinginan kita sendiri cenderung mengaburkan persepsi kita. Tetapi mengapa beberapa orang tampaknya mengembangkan perasaan diri yang berlebihan?
Penelitian menunjukkan bahwa bias kognitif tertentu dapat berperan dalam berkontribusi pada terlalu percaya diri pada pendapat dan ide seseorang. Bias ini menyebabkan orang menafsirkan peristiwa dan pengalaman dengan cara yang bias terhadap keyakinan, sikap, dan pendapat mereka sendiri.
Akibatnya, orang sering cenderung percaya bahwa cara berpikir dan bertindak mereka lebih unggul dan “benar”. Hal ini dapat mengakibatkan orang gagal untuk mempertimbangkan bagaimana ide lain mungkin berguna serta gagal melihat kemungkinan kelemahan dari pendekatan mereka sendiri. Ilusi kesempurnaan pribadi inilah yang dapat menyebabkan terlalu percaya diri.
Persepsi
Jadi bagaimana kita menentukan tingkat kepercayaan yang sesuai? Dan apakah level tersebut sama untuk orang yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda? Keyakinan bukan hanya konstruksi psikologis; itu juga sangat dipengaruhi oleh budaya.
Budaya individualistik, misalnya, cenderung menghargai kepercayaan diri lebih tinggi daripada budaya kolektivis. Harapan masyarakat tentang seberapa besar kepercayaan orang seharusnya memiliki pengaruh yang kuat pada bagaimana kita memandang kepercayaan pada diri kita sendiri dan orang lain.