Berdasarkan tren dan pendapat responden yang merupakan warga Kota Pekalongan tersebut, dapat menjadi kritik guna perbaikan lembaga pendidikan untuk dapat meningkatkan kualitasnya.
“Fakta yang didapat dari masyarakat memilih sekolah NU dengan latar belakang pendidikan dan pemahaman agama menjadi favorit masyarakat, namun ada hal lain yang juga harus ditingkatkan dan dilakukan perbaikan,” jelas Ilman Nafia.
Sementara itu berkaitan dengan libur sekolah, sebanyak 54,1% responden memilih hari Jumat sesuai dengan tradisi masyarakat Pekalongan dan 35,1% lainnya memilih hari Minggu untuk libur sekolah dan 10,8 lainnya tidak mempermasalahkan libur hari apa.
Baca Juga:MTs Al Maliki Cendekia Sudah Dapat Santri untuk Dua Kelas di Tahun PerdanaRibuan Warga Mengikuti Pelayanan Medis Gratis di Ponpes Al Hikmah 2
Adapun hal yang memuaskan para responden dari pendidik di sekolah adalah poin attitude (memiliki karakter unggah-ungguh) mencapai 51,4% dan 27% karena kompeten serta 21,6% pendidik dinilai disiplin.
Semua jejak pendapat yang telah diberikan responden tersebut menjadi konklusi kepuasan terhadap dunia pendidikan di Kota Pekalongan. Sebanyak 73,1% responden merasa puas namun perlu perbaikan pada sekolah dan pendidik, kemudian 21,1% merasa puas tapi harus ada perbaikan di bidang fasilitas pendidikan dan hanya 0,8 yang merasa puas tanpa ada masukan.
Menurut Ilman Nafia, berkaitan dengan hasil survei tersebut, menunjukkan eksistensi sekolah NU tidak bisa disepelekan dalam mendidik dan mencerdaskan anak.
“Makanya perlunya dukungan dan suport dari pemerintah terhadap sekolah NU agar lebih diperhatikan karena menjadi tempat pilihan paling banyak warga masyarkat terutamq dari pemerintah,” pungkasnya. (way)