Kelas amsilati sendiri, merupakan kelas lanjutan bagi anak yang sudah menyelesaikan markhatul ula sehingga melanjutkan ke kelas marjhatul mutawasithoh yang menggunakan metode amsilati.
“Terkadang setelah wisuda, anak-anak selesai belajar. Tapi kalau di sini ada tambahan lagi yaitu kelas amsilati. Harapannya, anak-anak bisa mengerti ilmu Nahwu untuk membaca kitab kuning yang mungkin sekarang ini jarang dipelajari. Sehingga selain mencetak generasi qur’ani dan akhlak yang baik, diharapkan mereka juga bisa mengerti ilmu fikihnya,” harap Setiabudi.
Sementara Anggota DPRD Kota Pekalongan, M Bowo Leksono dalam sambutannya berharap keberadaan TPQ di Kota Pekalongan termasuk TPQ Plus Cahaya Hati bisa membantu menciptakan anak-anak yang berkualitas dan memiliki iman yang kuat. “Kalau kita memiliki generasi yang baik, maka akan jauh dari korupsi,” katanya.
Baca Juga:Jasa Raharja Catat Kinerja Keuangan Stabil di Tahun 2022, Rasio Solvabilitas MeningkatKerja Sama BPJS Ketenagakerjaan dan PT Pos Indonesia Sukses 42 Ribu Pekerja Informal Terlindungi
Selain itu, sebagai orang tua juga harus bisa menanamkan kaidah ilmu keagamaan sejak dini sehingga ke depan anak-anak tersebut bisa menjadi harapan bangsa untuk lebih baik lagi.
“Semoga anak-anak di sini bisa mengisi kepemimpinan di Kota Pekalongan di masa depan. Semoga TPQ juga terus berkembang sehingga bisa bersama-sama orang tua mendorong agar anak-anak memiliki mental Islami,” harap Bowo.
Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kemenag Kota Pekalongan, M Riza Syam mengatakan, memajukan pendidikan agama merupakan salah satu tugas Kemenag.
Namun saat ini partisipasi masyarakat untuk membantu tugas tersebut sangat luar biasa.
“Tanpa berharap banyak, masyarakat sudah membantu memberi bantuan dan kontribusi yang luar biasa untuk memajukan pendidikan agama. Mungkin masyarakat tidak mendapatkan bantuan banyak dari Kemenag, tapi kontribusi dan komitmennya sangat luar biasa,” tandasnya.(nul)