Dalam tradisi tapa bisu ini, peserta berjalan dalam diam dan menempuh jarak sekitar 4 km.
Rombongan Mubeng Beteng Tapa Bisu dipimpin para abdi dalem berpakaian Jawa tanpa keris dan sepatu, membawa bendera Indonesia dan bendera Keraton Yogyakarta.
Setiap panji merupakan simbol para abdi dalem serta lima penguasa daerah istimewa Provinsi Yogyakarta, antara lain Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul dan kota Yogyakarta.
Baca Juga:Praktis! 4 Resep Tumis Brokoli, Rekomendasi Lauk Menu Makan Siang yang MenggodaPraktis! 3 Langkah Cara Membuat Sambal Matah untuk Aneka Hidangan Sehari-Hari
Di belakang para abdi dalem biasanya juga ada warga sekitar dan wisatawan yang ingin tertarik dan ingin mengikuti tradisi tersebut.
Selama berjalan-jalan di sekitar benteng pada saat Tapa Bisu Lampah, peserta tirakat tidak diperbolehkan untuk berbicara, makan, minum atau merokok.
Situasi sakral dalam keheningan total selama perjalanan melambangkan evaluasi diri dan kepedulian terhadap semua tindakan yang dilakukan di tahun lalu.
Tradisi ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan memohon keselamatan dan kemakmuran untuk menyambut tahun baru.
2. Kirab Pusaka Dalem – Surakarta
Kirab pusaka dalem di Surakarta (foto:@kahananpicture)
Kirab pusaka dalem merupakan tradisi 1 suro yang digelar di Pura Mangkunegaran Surakarta. Dalam tradisi 1 suro di surakarta ini, keluarga Pura Mangkunegaran, abdi dalem, serta masyarakat menggelar arak-arakan atau kirab pusaka mengelilingi tembok luar Pura Mangkunegaran sebanyak satu kali. Kirab pusakadalem oleh Pura Mangkunegaran digelar pada malam satu Suro.
3. Kirab Kebo Bule – Surakarta
Kirab kebo bule di Surakarta (foto:@soloindonesia)
Baca Juga:Bingung Mau Sarapan Apa? Ini Dia 9 Rekomendasi Menu Sarapan Pagi Simpel dan Enak, Dijamin Kenyang!Gampang Banget! 5 Resep Masakan Serba Buncis, Bikin Suami Makin Sayang
Salah satu tradisi 1 suro di Surakarta lainnya yaitu saat menyambut malam Satu Suro yang dikenal oleh masyarakat adalah arak-arakan atau kirab hewan kerbau yang bernama Kebo Bule atau Kebo Kiai Slamet.
Kirab Kebo Bule merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Surakarta. Menurut tradisi Tahun Baru Islam, beberapa kebo bule (kerbau putih) diarak keliling kota.
Masyarakat Surakarta percaya bahwa kerbau ini merupakan keturunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat. Kenapa harus kerbau? Leluhur hewan kerbau yang kulitnya berwarna putih kemerahan itu, dulunya merupakan hewan kesayangan Paku Buwono II.