Cara membangun kepekaan contain di media social
Karena eksistensi diri dalam dunia maya ada sisi positif dan negatifnya. Maka pentingnya kepekaan contain di media social bisa mencegah kemungkinan hal terburuk.
Kepekaan contain media sosial (Freepik)
Tidak semua berita, informasi baik masalah pribadi dan orang lain diceritakan di media social. Teman di media social sangat beragam ada yang membenci kita, ada yang suka dengan kita.
Selain itu contain di media social yang dibagikan juga tidak semuanya benar atau sesuai kenyataan. Maka ada beberapa cara untuk membangun kepekaan contain di media social :
Baca Juga:Dampak Obesitas bagi Kesehatan Masyarakat dan Cara Menurunkan Berat BadanDampak Obesitas dari Segi Sosial dan Ekonomi di berbagai Negara
1. Contain media social sudah dipilah
Apapun yang disampaikan di media social tidak selalu informasinya utuh. Eksistensi diri dalam dunia maya secara psikologis seorang tentunya akan membangikan hasil yang terbaik untuk ditunjukan ke orang lain.
Seperti di Instagram ketika dibagikan sebuah foto, pastinya si creator yang berkunjung ke tempat wisata sudah memiliki angle atau spot tempat yang bagus.
Beberapa juga diedit agar lebih menarik serta di filter dan ditambah tulisan untuk menarik logaritma instagram.
Menunjukan bahwa apa yang ditampilkan di media social baik berita, foto kalau dianggap tidak menarik tidak akan dibagikan di media social.
Maka apa yang terlihat bagus, dan menarik baik karena fisik, pemandangan, prestasi pastinya belum mampu menjangkau keseluruhan yang ada dan tidak utuh informasinya.
Untuk itu ada slogan “don’t judge the book by the cover” jangan menilai orang dari sampulnya, tepat mengambarkan hal demikian.
2. Mengambil hikmah dari setiap contain media social
Setiap dari eksistensi diri dalam dunia maya memiliki sisi pembelajaran. Salah satunya agar mawas diri.
Baca Juga:Mengenal Epidemi Obesitas di Berbagai NegaraMenjadi Pembelajar Aktif, Kunci Menjadi Orang Sukses
Seperti ketika ditemukannya contain tidak jelas tersebar tanpa sumber, maka baiknya kita bisa melatih diri kita untuk lebih kritis mengkonsumsi isi beritanya.
Begitupun ada sosok yang kita idamkan atau sukai baik karena prestasi, motivasi, fisiknya maka harus selalu ingat yang mengenal mereka adalah orang orang terdekatnya.
Tidak boleh menilai baik, buruk, jahat, alimnya seorang dari media social. Contain yang dibagikan di media social tidak sepenuhnya menunjukan jati dirinya.