Ketakutan adalah bagian hidup yang normal dan sehat, lain halnya dengan fobia. Oleh karenanya terdapat perbedaan ketakutan dan fobia yang cukup mencolok.
Nyatanya, rasa takut berperan penting dalam menjaga kita agar tidak memasuki situasi berbahaya dan membantu kita memutuskan kapan harus keluar dari situasi yang belum tentu merupakan yang terbaik.
Dalam keadaan normal, rasa takut dapat dikelola melalui nalar dan logika. Itu tidak mengambil alih hidup kita atau menyebabkan kita menjadi tidak rasional.
Baca Juga:Menjadi Lebih Berani, Ini 3 Cara Menghadapi Ketakutan dalam DirimuPentingnya Kerentanan dalam Hubungan dan 4 Cara Memanfaatkannya
Nah, perbedaan ketakutan dan fobia terlihat di mana fobia mengubah respons rasa takut yang normal menjadi sesuatu yang terus-menerus dan sulit atau tidak mungkin dikendalikan.
Perbedaan Ketakutan dan Fobia
Respon Normal terhadap Ketakutan
Sangat mudah untuk takut pada hampir semua hal, inilah salah satu perbedaan ketakutan dan fobia. Ketakutan umumnya, meski tidak selalu, didasarkan pada pengalaman negatif dengan objek atau situasi yang dipertanyakan. Misalnya, jika kamu diserang oleh seekor anjing saat masih kecil, kamu mungkin masih takut pada anjing hingga saat ini. Terkadang rasa takut dipelajari dari orang lain, seperti anak kecil yang takut laba-laba karena reaksi ibunya.
Apa pun objek ketakutanmu, kamu sangat mungkin menjadi depresi atau tidak nyaman menghadapi objek itu. Jika kamu takut ketinggian atau terbang, misalnya, kamu mungkin menjadi gelisah atau cemas saat naik pesawat. Kamu dapat mengobati sendiri, mungkin dengan minuman preflight, tetapi kamu dapat mengelola gejala dan melanjutkan hidupmu. Kamu mungkin lebih suka bepergian dengan mobil atau kereta api tetapi akan terbang jika perlu atau praktis. Respons ini kemudian akan menunjukkan perbedaan ketakutan dan fobia.
Respon Fobia
Jika kamu didiagnosis fobia terhadap objek atau situasi tertentu, responsmu akan lebih ekstrem, inilah perbedaan ketakutan dan fobia. Di sinilah perbedaan ketakutan dan fobia. Menggunakan contoh rasa takut terbang, jika kamu bisa naik pesawat sama sekali, kamu akan berkeringat, gemetar, menangis, atau memiliki respons fisiologis serius lainnya. Kamu mungkin akan sengsara sepanjang penerbangan, karena setiap turbulensi memperbaharui kepanikanmu.