PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Dalam memfasilitasi warganya untuk mengikuti pelatihan ketrampilan kerja, Pemkot Pekalongan melalui Dinperinaker tidak membedakan. Buktinya, kawan disabilitas juga difasilitasi pelatihan menjahit di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Pekalongan.
Praktis hal tersebut disambut baik para penyandang disabilitas kota Pekalongan, salah satunya Merry Mariam. Mereka senang banget, karena dilibatkan dalam pelatihan ketrampilan kerja, dan aktivitas perekonomian.
“Perasaan senang sekali, kami bisa diberi kesempatan pelatihan ketrampilan kerja yang sama dengan lainnya walaupun disabilitas, kesulitan untuk menjahit pasti, tapi kalau sudah dituntun, saya dan teman-teman pasti bisa melakukannya, karena semangat kami ini,” ucapnya sambil tersenyum.
Baca Juga:Dinperinaker Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Kerja Sebagai Wujud Pelaksanaan Visi Misi WalikotaWarga Kelurahan Sokoduwet Belajar Olah Sampah Organik dan Anorganik
Pelatihan Ketrampilan Kerja yang Pertama
Dijelaskan Merry, rekan yang mengikuti pelatihan menjahit diantaranya penyandang disabilitas seperti tuna rungu, wicara dan daksa. Ia mengaku mendapat kesan yang luar biasa karena ini merupakan kali pertama mendapatkan pelatihan ketrampilan kerja.
Instruktur sedang membimbing penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan menjahit dengan antusias.(Radarpekalongan.id)
Merry berharap dengan segala keterbatasan yang dimiliki, ia bisa hidup mandiri tidak bergantung dengan orang lain, mensejahterakan diri, keluarga dan orang di sekelilingnya.
Sementara itu, Kepala Dinperinaker DR Sri Budi Santoso MSi melalui Kepala BLK setempat, Helmy Hendarsyah menuturkan program pelatihan menjahit ini difokuskan untuk membuat pakaian dewasa, dilaksanakan selama 33 hari mulai 7 Agustus-21 September 2023, hari Senin-Jumat pukul 08.00-15.00. Ia mengungkapkan peserta dibekali dasar membuat pola dan teknik menjahit.
Instruktur sedang membimbing penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan menjahit dengan antusias.(Radarpekalongan.id)
“Kami fokus supaya peserta mampu menghasilkan produk, selain itu peserta juga mendapat materi softskill tujuannya agar peserta dapat meningkatkan integritasnya bagaimana cara komunikasi di dunia industri, bagaimana menyelesaikan masalah, mengambil keputusan kebijakan ketika ada permasalahan, kemudian akan disampaikan marketing digital secara umum,” tuturnya.
Instruktur sedang membimbing penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan menjahit dengan antusias.(Radarpekalongan.id)
Baca Juga:Kelompok Patriot STMIK Widya Pratama Dinobatkan Terbaik I Kelompok PIK Remaja Segmentasi Usia 20–24 TahunMasuk Nominasi, BKKBN Provinsi Jateng Kunjungi Kelompok Patriot STMIK Widya Pratama
Untuk instruktur pelatihan menjahit kali ini, sambung Helmy, merupakan pelaku dunia industri, harapannya hasil karya peserta bisa diterima di dunia industri sesuai standar nasional produk pakaian jadi.