RADARPEKALONGAN.ID – Ceriping Balung Kuwuk merupakan camilan khas dari Desa Trisobo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Camilan ini rasanya tak kalah lezat dengan beberapa snack modern saat ini. Selain memiliki nama yang unik, camilan ini juga memiliki rasa yang nikmat.
Nama makanan ini diambil dari bahasa Jawa. “Balung” yang berarti ‘tulang’ sedangkan “Kuwuk” diambil dari nama hewan semacam kucing hutan yang mana tulangnya sangat keras. Maka nama Bawung Kuwuk dapat diartikan sebagai makanan yang keras seperti tulang sebagaimana yang telah digambarkan pada arti namanya.
Bahan Utama Ceriping Balung Kuwuk
Untuk membuat ceriping balung kuwuk, ternyata tak memerlukan bahan yang banyak. Bahan utama dari ceriping balung kuwuk yaitu singkong atau ketela pohon. Singkong untuk membuat ceriping balung kuwuk tentunya harus singkong pilihan dengan kualitas terbaik.
Baca Juga:5 Keuntungan Usaha Warmindo, Modal Dikit Untung SelangitApa Itu Anxiety Disorder? Berikut Gejala, Pemicu, dan 5 Jenisnya
Ceriping Balung Kuwuk merupakan makanan khas dari Desa Trisobo, Kecamatan Boja, Kab. Kendal
Berbekal sejak tahun 1990an yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani singkong, hampir 70% masyarakat di Desa Trisobo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal sekarang menjadi sebagai produsen ceriping balung kuwuk.
Selain berbahan dasar singkong, bahan lain yang digunakan untuk membuat ceriping balung kuwuk yaitu ada cabai merah, tomat, bawang merah, bawang putih, garam, gula merah, minyak goreng, dan air.
Misteri Ceriping Balung Kuwuk
Pada zaman dahulu tahun 90an masyarakat Trisobo yang mayoritas seorang petani menanam singkong di lahan yang luas. Desa Trisobo yang kanan kirinya masih terdapat hutan yang luas dan dimiliki perhutani/pemerintah.
Kondisi lahan yang luas tersebut menjadikan masyarakat desa Trisobo bercocok tanam buah singkong dibawah pekarangan pohon jati yang menjulang tinggi dengan usia ratusan tahun.
Pada zaman dahulu masyarakat Desa Trisobo mengolah singkong untuk direbus dan dijadikan sebagai makanan pengganti nasi di kala masayarakat tidak bisa membeli beras. Semakin berkembangnya zaman, kondisi ekonomi di desa tersebut maju dan tidak ketertinggalan dari permasalahan ekonomi, menjadikan masyarakat mengolah makanan tersebut menjadi keripik balung kuwuk.