Khidmatnya Siswa SDIT Permata Hati Mengikuti Upacara HUT RI ke-78 Bersama TNI

Siswa SDIT Permata Hati Batang
KHIDMAT - Pasukan pengibar bendera menyerahkan bendera merah putih kepada Inspektur Upacara pada pelaksanaan upacara HUT RI ke-78 di SDIT Permata Hati. (Dok. Istimewa)
0 Komentar

Peltu Sucipto menjadi Irup upacara HUT RI di SDIT Permata Hati

Tak sekadar men-supervisi langsung jalannya upacara HUT RI, dua personel TNI ini juga mengapresiasi semangat siswa SD Permata Hati Batang yang telah melangsungkan upacara secara tertib dan khidmat. Mereka juga memberikan pesan-pesan langsung kepada para petugas upacara HUT RI ke-78 RI tersebut.

Dalam kesempatan ini, anggota TNI juga mengingatkan tentang sejumlah permasalahan yang dihadapi anak-anak zaman sekarang sampai tantangan bagi para guru hingga orang tua. Misalnya fenomena perang sarung yang sempat marak di mana-mana, mereka mengimbau para siswa SDIT Permata Hati tidak ikut-ikutan.

Baca Juga:Gebyar Muharram 1445 H SDIT Permata Hati Batang Disambut Antusias Warga CepokokuningTMMD Sengkuyung Tahap II Ditutup, TNI Kodim 0715/Kendal Sukses Bangunkan Akses Jalan Beton di Desa Kediten

“Fenomena perang sarung dan permainan bahaya lainnya di era sekarang ini mudah sekali menular, menyebar, atau viral karena dukungan teknologi digital, karena media sosial yang cepat sekali menyebarkan informasi. Jadi, adik-adik sekalian jangan mudah terpenagruh yang viral-viral itu kalau ternyata negatif dan berbahaya. Dan jangan ikut-ikutan nge-share juga,” kata Peltu Sucipto dalam amanatnya.

Karena itu, Peltu Sucipto mengimbau anak-anak untuk lebih waspada dan bijaksana dalam bermain gadget. Karena dengan informasi yang sedemikian banyak, orang semakin sulit membedakan yang baik dan buruk.

“Ya baik gadget maupun permainan langsung yang bisa berbahaya ataupun tidak ada manfaatnya, sebaiknya dihindari. Karena sudah banyak yang jadi korban juga,” tandasnya.

Tidak hanya fokus ke anak-anak atau para siswa SDIT Permata Hati, Peltu Sucipto pun menyinggung soal peran para guru dan orang tua siswa dalam mengawasi perkembangan anak-anaknya.

“Sebaiknya tidak hanya memberi perintah dan melarang, tapi perlu juga para guru dan orang tua memberikan pengertian-pengertian kepada anak-anak tentang potensi positif negatifnya, dampak bahayanya, dan lain-lain. Jadi anak diajak ikut berpikir agar bisa menghindari hal-hal yang membahayakan dirinya dan orang lain,” jelasnya.

Karena itu, selain pendidikan agama sebagai pondasi, siswa SDIT Permata Hati juga perlu terus disosialisasikan dan diedukasi terkait nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, sikap patriotisme dengan menghadirkan kisah-kisah keteladanan dari para pejuang dan pahlawan terdahulu.

0 Komentar